www.gudeg.net, Yogyakarta - Band beraliran blues, funk, soul, rock n roll, dan ethnic ini relatif baru di wajah musik Indonesia. Tetapi Brighsize Trio (BST) muncul dengan hentakan. Umur remaja gitar/vokal, Angga Waskita tidak menjadi penghalang band lintas generasi dan lintas kultur ini untuk menelurkan karya godokan bersama dengan drummer Endy Barkah. Tak hanya sekedar karya, aksi panggung mereka sanggup membuat penonton dan pengamat terkagum-kagum di dalam dan luar negeri.
Awal mula band ini dari Putu ‘Liong’ Sutawijaya, pemilik Sangkring Art Space, mempertemukan Angga dan Endy di tahun 2016. Walau ada keraguan dari Endy karena gitaris yang disodorkan Putu Sutawijaya tengah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Musik, “Masa, sih, Mas Putu ngenalin aku ke anak kecil, pasti mainnya ini bagus banget,” ujar drummer 31 tahun ini seraya tergelak. Ternyata saat jam session di studio Endy merasa cocok.
Bak gayung bersambut, Angga mendapat tawaran untuk membuka konser John Mayer di Bali. Merekapun mencari sosok pembetot bas dan mencomot Desy Nugroho untuk melengkapi formasi sebagai band. Sayangnya konser tersebut harus dibatalkan karena peristiwa Bom Sarinah yang berujung travel warning untuk Indonesia.
Nama Brightsize Trio sendiri terinspirasi dari album karya gitaris jazz ternama Pat Metheny, Bright Size Life, rilis tahun 1976. Nama ini diberikan oleh Putu berdasarkan kegemaran Putu dan Endy pada album ini dan sosok legendaris Metheny.
Dengan dukungan banyak pihak, Oktober 2016 BST meluncurkan album perdana bertajuk ‘First Step’, yang berisikan 5 materi lagu. Pada Februari 2017, mengawali tur 9 negara Eropa, BST meluncurkan video klip untuk lagu ‘Ilusion’. Setelah terjadi pergantian personel, BST kembali menyambangi Eropa, tepatnya di event Pasar Hamburg, September 2017.
Band yang tengah bersinar ini dapat kita tonton aksi panggungnya Ngayogjazz 2017, Minggu 18 November 2017.
Kirim Komentar