Berita

Kembali Berkenalan Dengan Gunung Merapi

Oleh : Trida Ch Dachriza / Senin, 25 Juni 2018 13:23
Kembali Berkenalan Dengan Gunung Merapi
Gunung Merapi-Gudegnet/Farid W

 

Gudegnet—Status Gunung Merapi pada Level II atau ‘Waspada’ masih belum berubah. Walaupun kawasan Taman Wisata Gunung Merapi dinyatakan aman untuk dikunjungi, aktivitas Merapi masih dipantau dengan ketat.

Sebagai gunung berapi aktif, bahaya erupsi Merapi selalu membayangi warga Jogja. Siapkah kita menghadapi situasi bencana? Apa sebenarnya ancaman dari letusan gunung api? Mari kita kenali lebih dekat apa sebenarnya letusan gunung api serta dampaknya, dan mengenai Gunung Merapi.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah ‘erupsi’. Erupsi sendiri berdasarkan definisi Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (P2MB) UPI adalah adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi.

Erupsi dapat dibedakan menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-letusan (non-explosive eruption). Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak hal seperti kekentalan magma, kandungan gas di dalam magma, pengaruh air tanah, dan kedalaman dapur magma (magma chamber).

Pada erupsi letusan, proses keluarnya magma disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat yang berasal dari magma maupun tubuh gunung api ke angkasa.

Pada erupsi non-letusan, magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau pancuran lava (lava fountain), gas atau uap air.

Dalam Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 4 Desember 2006 (hal.209-227) yang ditulis oleh Indyo Pratomo, dijelaskan bahwa sedikitnya enam erupsi besar pernah terjadi dalam sejarah Gunung Merapi, di antaranya pada tahun 1587, 1672, 1768, 1822, 1849, dan 1872.

Grafik statistik letusan G. Merapi

Grafik statistik letusan G. Merapi sejak abad ke-18. Pada abad ke-18 dan ke-19, letusan G. Merapi umumnya relatif besar dibanding letusan pada abad ke-20, sedangkan masa istirahatnya lebih panjang. Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi

 

Letusan gunung api ini tahun 1822 menghasilkan endapan jatuhan piroklastika yang cukup tebal di bagian barat laut dan timur laut gunung, dan endapan aliran piroklastika (awan panas letusan) mengalir ke lembah-lembah Sungai Apu, Lamat, Blongkeng, Batang, Gendol, dan Woro.

Gunung Merapi dikenal sebagai gunung api teraktif di dunia. Karakteristik erupsinya bersifat aktif permanen, yaitu guguran kubah lava atau lava pijar, membentuk aliran piroklastika (awan panas) atau ‘nuee ardentes’ yang dalam bahasa setempat dikenal dengan sebutan “wedhus gembel”.

Pada umumnya kegiatan Gunung Merapi sangat khas, yaitu guguran kubah lava disertai atau tanpa erupsi eksplosif membentuk aliran awan panas hingga 8 km dari pusat erupsi. Erupsi yang relatif besar umumnya terjadi sekali dalam seratus tahun.

Bahaya dari erupsi ini berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas beracun, tsunami, dan banjir lahar.

Lansiran Kementrian ESDM Badan Geologi menyebutkan bahwa, berdasarkan data yang tercatat sejak tahun 1600-an, G. Merapi meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam 4 tahun.

Masa istirahat berkisar antara 1-18 tahun, artinya masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat andalah 18 tahun. Secara umum, letusan Merapi pada abad ke-18 dan abab ke-19 masa istirahatnya relatif lebih panjang, sedangkan indeks letusannya lebih besar.

Akan tetapi tidak bisa disimpulkan bahwa masa istirahat yang panjang, menentukan letusan yang akan datang relatif besar. Karena berdasarkan fakta, bahwa beberapa letusan besar, masa istirahatnya pendek. Atau sebaliknya pada saat mengalami istirahat panjang, letusan berikutnya ternyata kecil.

Dampak dari letusan gunung api dapat berupa gangguan kesehatan (pernapasan dan penglihatan), tercemar sumber air bersih, rusaknya lahan pertanian, kebun, dan ladang, rusaknya infrastruktur dan fasilitas umum, rusaknya tempat tinggal, kebakaran hutan, korban jiwa, luka, ternak, dan harta benda.

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    GERONIMO 106,1 FM

    GERONIMO 106,1 FM

    Geronimo 106,1 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini