Gudeg.net- Pedagang kaki lima (PKL) Malioboro meminta untuk tidak diadakan aksi demonstrasi pada hari ini, Kamis (10/12).
Rencanannya akan ada sejumlah aksi demontrasi di kawasan Malioboro yang akan dilakukan untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada hari ini.
Dari informasi yang didapat Gudegnet, akan ada dua aksi demontrasi yang akan berlangsung yaitu dari Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) dan Front Perjuangan Rakyat (FPR).
Rencanananya aksi akan dilakukan dengan cara berjalan atau long march dari Abu Bakar Ali (ABA) menuju kawasan Titik Nol Km Yogyakarta.
“Kami masih teringat kejadian demo pada bulan Oktober lalu, yang mengakibatkan kerusuhan dan pembakaran cafe legian dan perusakan gedung DPRD. Wisatawan jadi sepi dan ekonomi kami mati,” ujar Ketua Komunitas Malioboro pada keterangannya yang diterima Gudegnet, Kamis (10/12).
PKL bependapat dengan adanya aksi demontrasi akan berpengaruh kepada sepinya wisatawan yang berkunjung dan berwisata di Malioboro.
“Kami akan mengajak mereka berdiskusi untuk tidak melakukan aksi di Malioboro karena ini ikon wisata dan kami sudah cukup terpukul dengan adanya pandemi Covid-19,” jelasnya.
Menurut Slamet, dengan adanya aksi demonstrasi akan membuat citra buruk dan menciptakan suasana yang tidak kondusif di Malioboro.
“Kita harusnya sama-sama menjaga Malioboro agar tetap menjadi ikon wisata yang aman, nyaman dan menarik wisatawan. Tidak rusak dan terjadi kerusuhan,” tuturnya.
Ia juga mengimbau kepada para PKL untuk sama-sama menjaga Malioboro agar tidak dijadikan aksi demonntrasi hari ini.
“Kami sudah sepakat, tidak boleh ada demo di Malioboro, bagi siapapun. Masih ada lokasi lain, tidak hanya di Malioboro. Kami akan berjaga untuk hari ini,” tegasnya.
Bagi masyarakat yang akan melintasi kawasan Malioboro siang ini diharapkan lebih berhati-hati bila tidak ingin terjebak keramaian.
Kirim Komentar