Seniman tari Jogja yang selalu berdandan ala perempuan, Didi Nini Thowok menggelar aksi ngamen di titik nol kilometer, depan Monumen SO 1 Maret, Selasa sore (10/11).Kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan ini sebagai aksi solidaritas bagi koran gempa Padang. "Saya ngamen untuk charity bagi korban gempa Padang," katanya sesaat sebelum beraksi di area Parkir Monumen SO 1 Maret.
Dalam aksinya bersama tiga rekannya, Didik mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat Jogja. Sebelum mulai ngamen, Didik bahkan menyempatkan diri melayani masyarakat yang ingin sekadar berfoto dengannya.
"Saya mematok sumbangan minimal Rp 1.000 untuk setiap orang. Tapi kalau mau memberikan lebih ya silakan, dengan senang hati akan kami terima semata untuk korban gempa Padang," ujarnya seraya menyatakan akan menerapkan konsep menari dan berhenti hingga ada orang yang memberikan uang.
Kegiatan yang merupakan ide dan pemikiran pribadi Didik Nini Thowok ini, selain sebagai kegiatan amal, juga untuk meramaikan kembali kesenian di kawasan Malioboro.
"Kegiatan ngamen ini juga untuk menghidupkan kembali Maliobor sebagai basis seni di Jogja. Tapi kalau mau berkesenian harus serius dan tidak asal-asalan, termasuk kalau mau ngamen," tegasnya.
Pernyataan Didik adalah hal yang lumrah, mengingat saat ini banyak pengamen di Jogja yang mengamen tidak dengan sungguh-sungguh alias asal-asalan, tapi ingin mendapatkan uang dengan cepat.
Dengan kegiatan ini, Didik juga berharap agar citra pengamen dan cara mencari uang dengan jalan ngamen yang saat ini cenderung negatif mampu pudar di kemudian hari.
"Ngamen itu bukan hal yang jelek, semua tergantung pribadinya masing-masing. Masyarakat juga jangan terus memberikan stereotip yang jelek terhadap pengamen," tukasnya.
Kirim Komentar