Pemerintah Daerah Propinsi DIY

Kompl. Kepatihan Danurejan
Telp: +62-274-561515
Fax: Fax: +62-274-520424

Pemerintah Daerah Propinsi DIY

Ulasan

Sebutan Kota perjuangan untuk Yogyakarta berkenaan dengan perannya dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman.
 
Sebagai kota kebudayaan, kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram.
 
Kota pariwisata merupakan sebutan selanjutnya untuk Kota Yogyakarta yang menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam.
 
Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari 26 propinsi (dulunya 27 propinsi sebelum Timor Timur keluar dari negara kesatuan Indonesia) di Yogyakarta. Tidak berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.
Disamping predikat-predikat di atas, sejarah dan status Yogyakarta merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
 
Letak Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta
Letak Astronomi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 7o15- 8o15 Lintang Selatan dan garis 110o5- 110o4 Bujur Timur, dengan batas wilayah:
· Sebelah Barat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
· Sebelah Barat Laut Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
· Sebelah Timur Laut Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
· Sebelah Timur Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
· Sebelah Selatan Samudera Indonesia.
Luas Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 km2 terdiri atas Kota Yogyakarta 32,50 km2 , Kabupaten Sleman 574,82 km2 , Kabupaten Bantul 506,85 km2 ,Kabupaten Kulon Progo 586,27 km2,Kabupaten Gunung Kidul 1485,36 km2.
Iklim
a. Temperatur
Temperatur harian rata-rata berkisar antara 26,6oC sampai 28,8o C sedang temperatur minimum 18o C dan maximum 35oC.
b. Kelembaban Udara
Kelembabab udara rata-rata 74 % dengan kelembaban minimum 65 % dan maximum 84 %.
c. Curah hujan
Curah hujan bervariasi antara 3 mm sampai 496 mm. Curah hujan diatas 300 mm terjadi pada bulan Januari, Pebruari, April. Curah hujan tertinggi 496 mm terjadi pada bulan Pebruari dan curah hujan terendah 3mm samapi 24 mm terjadi pada bulan Mei sampai Oktober. Curah hujan tahunan rata-rata 1855 mm.

Keadaan Alam
· Disebagian utara seluas lebih kurang 4 % tanah miring (kelanjutan dari gunung berapi) dengan sifat-sifat: wilayah hujan, kaya akan mata air dan sangat subur.
· Dibagian selatan/barat seluas lebih kurang 7 % dari barat ke arah selatan dengan ketinggian semakin rendah berakhir pada daratan pantai alluvial dengan sifat tanah: wilayah hujan, banyak mata air.
· Dibagian tengah seluas 41 % merupakan tanah datar/ngarai dengan sifat tanah cukup subur, jaringan pengairan baik dengan penduduk yang padat.
Tipe Tanah
· Tanah Regosal/vulkanis muda yang terletak antara sungai Progo dan sungai Opak (di Kabupaten Sleman dan Bantul)
· Tanah Latosol dan Inargalit terletak di atas batu kapur terdapat di daerah Gunung Kidul dan perbukitan Kabupaten Bantul serta Kabupaten Kulonprogo.
· Tanah Alluvial dan Regosal terdapat di sepanjang selatan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo.
Kependudukan
Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan registrasi tahun 1991 sebanyak 3.004.046 jiwa. Pada tahun 1995 jumlah penduduk tercatat sebanyak 3.154.265 jiwa dengan perincian; Kota Yogyakarta 466.313 jiwa, Kabupaten Sleman 794.101 jiwa,Kabupaten Bantul 740.535 jiwa,Kabupaten Kulonprogo 428.630 jiwa dan Kabupaten Gunung Kidul 724.685 jiwa.Kepadatan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta rata-rata 990.10 jiwa/km22 (Sumber data :Kantor Statistik DIY)
Administrasi Pemerintah
Sebagai Daerah Otonom,Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-Undang Nomor: 3 Tahun 1950 jo Nomor : 19 tahuin 1950 terbagi dalam 5 Daerah Tingkat II yang terdiri satu daerah Kota dan empat Kabupaten masing-masing :
a. Kota Daerah Tingkat II Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan dan 45 Kelurahan.
b. Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman terdiri dari 17 Kecamatan dan 86 Desa.
c. Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul terdiri dari 17 Kecamatan dan 75 Desa.
d. Kabupaten Daerah Tingkat II Kulonprogo terdiri dari 12 Kecamatan dan 75 Desa.
e. Kabupaten Daerah Tingkat II Gunung Kidul terdiri dari 13 Kecamatan dan 144 Desa.
 
SEJARAH
Menurut catatan sejarah, sebelum tahun 1755 Surakarta adalah Ibukota Kerajaan Mataram. Pada awal abad ke-18, Kerajaan Islam Mataram saat itu dipimpin oleh Paku Buwono II. Sesudah beliau meninggal dunia, terjadi konflik antara putranya dengan saudara laki-lakinya yang terpengaruh oleh Belanda - pada masa itu Belanda berusaha menduduki daerah-daerah yang menjadi basis kekuasaan.
Sesudah perjanjian Giyanti (Palihan Nagari) pada tahun 1775, Mataram dibagi menjadi dua kerajaan, Kasultanan Surakarta Hadiningrat di bawah kekuasaaan Sunan Pakubuowono III dan Kasultanan NgaYogyakarta Hadiningrat. Sesudah perjanjian Giyanti, pangeran Mangkubumi - saudara laki-laki Susunuhan Pakubuwono II - dinobatkan menjadi raja NgaYogyakarta Hadiningrat dengan nama Sultan Hamengku Buwono I. Beliaulah yang mengawali garis keturunan para Sultan yang sampai saat ini masih tinggal tinggal di Kraton dan berperan penting dalam budaya masyarakat Jawa. Kerajaan kedua disebut dengan Yogyakarta, sekarang lebih dikenal dengan Yogya.
Pada tahun 1813, di bawah kekuasaan Inggris, untuk ketiga kalinya perpecahan terjadi di kerajaan Mataram. Pangeran Noto Kusumo, anak laki-laki Hamengku Buwono I, dinobatkan menjadi Pangeran Paku Alam I dan tinggal terpisah dari Kasultanan Yogyakarta.
Pada saat Republik Indonesia didirikan tanggal 17 Agustus 1945, sesudah proklamasi kemerdekaan, NgaYogyakarta Hadiningrat (Kasultanan) dan Pakualaman (Kadipaten) bergabung menjadi satu propinsi dan menjadi bagian dari Republik Indonesia dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai gubernur dan Sri Paku Alam VIII sebagai wakil gubernur. Sejak saat itu dikenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta dan berstatus propinsi pada tahun 1950 sebagai penghargaan karena berperan penting dalam berperang demi kemerdekaan.

jogjastreamers

JOGJAFAMILY

JOGJAFAMILY

JogjaFamily 100,9 FM


ARGOSOSRO FM 93,2

ARGOSOSRO FM 93,2

Argososro 93,2 FM



SWARAGAMA 101.7 FM

SWARAGAMA 101.7 FM

Swaragama 101.7 FM



MBS 92,7 FM

MBS 92,7 FM

MBS 92,7 FM


Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini