Seniman & Budayawan
Ywandjono Suryobrongto
Suryawijayan MJ I/340, Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Sejak kecil Ywandjoyo sudah mulai tertarik dengan kesenian kethoprak. Ia kerapkali menonton pagelaran kethoprak tobong, Siswo budoyo, dan secara rutin mendengarkan siaran kethoprak RRI yang sangat terkenal kala itu.
Berbekal keahlian di bidang seni tari yang ia warisi dari kedua orangtuanya, pada tahun 1979, Ywandjono membentuk kelompok kethoprak tari "Surya Kencana". Jenis kethoprak tari ini berbeda dengan kethoprak biasanya, yaitu menggabungkan unsur wayang orang dan kethoprak konvensional. Ywandjono pun mencoba mengkolaborasikan wayang wong, kethoprak lesung, dan golek penang.
Bersama ayahnya, lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini mendirikan Ndalem Suryawijayan yang dimanfaatkan sebagai cagar budaya. Pendapa ini berfungsi sebagai ruang aktivitas kampung yang melibatkan masyarakat sekitar. Pada tahun 1988, Ywandjono beserta istri sempat melawat ke Eropa dalam rangka mengenalkan tarian klasik Yogyakarta ke kancah Internasional, hasil kerjasama dengan Robert Van Den Bosch.
Selain menekuni kethoprak, Ywandjono hinggga saat ini masih eksis berprofesi sebagai penari. Surya Kencana sendiri selain mementaskan kethoprak juga mengadakan pementasan tari Yogya klasik. Latihan tari diadakan rutin dua minggu sekali, hari Selasa dan hari Jumat.
Berbicara mengenai perkembangan kethoprak saat ini, Ywandjoyo mengaku bahwa kesenian kethoprak tak lagi semarak dulu. Tergeser oleh acara-acara hiburan di televisi yang dengan mudah diakses masyarakat di setiap rumah. Dalam rangka pengembangan kesenian kethoprak, pada bulan November 2005, Ywandjoyo mengadakan pementasan kethoprak tiga jaman yang banyak melibatkan seniman-seniman kethoprak besar.