Seniman & Budayawan

Daruni

Jogonalan Lor, RT 05, No. 202, Bantul INDONESIA

Sejak kecil Daruni memang sudah sering bernyanyi dan menari. Ayahnya mempunyai grup kethoprak tobongan sehingga biasanya sebelum kethoprak manggung, Daruni kecil menari dahulu untuk pertunjukkan ekstra. Setelah lulus dari SD Kadipaten II (1972), Daruni melanjutkan ke SMP II Putri Yogyakarta (lulus tahun 1975). Lalu dia masuk Konservatori Tari Indonesia (KONRI) Yogyakarta. Dia melanjutkan studinya di ISI Jurusan Seni Tari dan berhasil lulus pada tahun 1985. Dia mengambil S-2-nya di Program Pasca Sarjana UGM.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, 16 Mei 1960 ini, dia bertemu dengan Didi Nini Thowok pada tahun 1977 dan bergabung dengan Bengkel Tari Didik Nini Thowok. Daruni juga pernah menjadi siswa di Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja (1975-1976), juga latihan di teater di Sanggar Bambu (1976-1977).

Daruni juga pandai melawak. Tahun 1978 penggemar pelawak Basiyo ini membuat grup lawak yang diberinya nama Atmonadi Yunior dan pernah menjuarai Lomba Lawak Tingkat DIY (1978). Dia pernah melawak di depan Sultan Trengganu, Malaysia pada tahun 1997. Pada tahun 1998 Daruni menjadi penari dan pembicara dalam Pekan Humor FKY (1998).

Pemeran Cangik dalam Kolaborasi Limbuk Cangik yang ditayangkan di Indosiar ini juga mempunyai pengalaman di luar negeri, seperti kolaborasi teater tari di Yokohama dan Tokyo, Jepang bersama Yokohama Boat Teater (!996), pentas tari dan musik tradisional di beberapa kota di Portugal pada tahun 2004.

Karya tulis dan karya seni yang telah dihasilkannya antara lain Rekonstruksi Tari Srimpi Pramugari, karya Sultan HB VII (1984); Tari Humor, Sebuah Kajian Koreografi (1992), Kehadiran Didik Nini Thowok di Dunia Tari: Sebuah Biografi (1996); Kiat Didik Nini Thowok Menjual Tari (1998); Gejog Lesung Mardi Budaya: Ekspresi Budaya Masyarakat Jogonalan Lor, Tirtonirmolo Bantul (2000), Analisa Gerak dan Karakter Kesenian (2004). Daruni juga menjadi Kepala Pusat Studi Wanita ISI Yogyakarta.