Seniman & Budayawan

Edo Nur Cahyo

Jl. Patehan Kidul No. 43, Yogyakarta INDONESIA

Di kalangan dunia teater Yogyakarta, nama Edo Nur Cahyo sudah tidak asing lagi. Sejak tahun 1979, ia tidak pernah lepas dari panggung-panggung teater di Yogyakarta. Sejak masuk Teater Muslim pimpinan Pedro Soedjono, yang kemudian bergabung dengan Teater Alam pimpinan Bang Azwar;  Edo, demikian panggilan akrabnya, terus menempa diri berlatih, dan berproses. Dari sanalah pria kelahiran Yogyakarta, 28 Mei 1960 ini menemukan jati dirinya sebagai seorang penata artistik yang handal.

Dari bakatnya yang luar biasa itu, ia dipercaya untuk menangani artistik beberapa pementasan teater, antara lain; Ketika Bumi Tak Beredar, Oedipus Rex & Qasidah Al Barjanji (1981) Anak Laut (1983), Dokter Kalera, Oudipus Di Colounus (1984), dan masih banyak lagi keterlibatannya di panggung-panggung teater.

Tahun 1986 melawat ke Kuala Lumpur, dalam Festival Seni Asia. Disana bersama Bang Azwar, mendirikan Teater Serumpun, yang beranggotakan Brunei, Singapura, Malaysia, Philipina. Selepas tahun 1987, ia meninggalkan Yogya mengembara di Jakarta. Di sana berkecimpung di dunia film dan sinetron.

Beberapa film yang pernah terlibat, yaitu ; Satria Bergitar, 9 Wali, Joko Tingkir, Joko Tarub, Aryo penangsang, Sunan Kali Jaga, dll. Sedang dalam sinetron; Nyi Mas Mirah (sinetron TVRI yang pertama) menangani special effect, dan Siti Nurbaya. Disamping itu ia juga menulis skenario film ; Diantara Dua Kutub (dibeli oleh TPI).

Saat ini beliau mengajar di Asdrafi Yogyakarta. Itulah sosok Edo Nur Cahyo, seniman yang hidupnya mengalir seperti aliran sungai. Tak pernah mengeluh, dan selalu setia pada proses.