Seniman & Budayawan
Guntur Nugroho
Kadipaten Kidul Nagan Lor KP III / 71 RW 02 RT 01, Yogyakarta INDONESIA
Ulasan
Guntur Nugroho, putera pasangan Suhut Sastro Wiyiono dengan Suharjilah ini tumbuh di lingkungan kesenian yang kental. Ayahnya senang memainkan gamelan dan sang ibu senang melukis. Bakatnya sudah terlihat sejak ia masih kecil, waktu ia duduk di bangku SD ia suka sekali mendalang. Guntur sering sekali mengumpulkan batu-batu kali (cadas) untuk di ukir agar bentuknya menyerupai wayang.
Pria kelahiran Yogyakarta, 22 Februari 1961, ini selepas dari bangku SMP ia melanjutkan sekolahnya di SMKI dan melanjutkan ke perguruan tinggi STSI Solo sekitar tahun 1984 untuk memantapkan belajar pedalangan. Setelah beberapa tahun belajar, ia sering mengadakan pertunjukan selama sebulan dan mengajak teman-teman untuk berkesenian tradisional dan berkreasi setiap hari.
Selain dalang ia mempunyai keahlian dalam seni musik, musiknya pernah menjadi ilustrasi dokumentari tata kota Yogyakarta. Guntur Nugroho yang lebih dikenal orang dengan nama Guntur Songgolangit mencoba mendalang dalam bahasa Indonesia.
Karena potensi kesenian dan loyalitas dalam dunia kesenian, ia mendapat penghargaan dari Menteri Pariwisata Marjuki Usman pada tahun 1999. Konsep dasar Guntur adalah untuk memberi makan kepada jiwa dengan harapan.