Seniman & Budayawan
Jemek Supardi
Jl. Brigjen Katamso No. 194 Yogyakarta INDONESIA 55152.
Telp: +62-819-04138595

Ulasan
Jemek Supardi menekuni bidang pantomim hingga dia merasa bahwa pantomim adalah
bagian dari hidupnya. Menurut Jemek, di Indonesia ini belum ada orang yang secara
konsisten menekuni bidang tersebut.
Pria kelahiran Yogyakarta, 14 Maret 1953 ini semula menekuni teater tetapi kemudian dia merasa ada kekurangan dalam dirinya untuk mendalami bidang tersebut, terutama dalam hal menghafal naskah. Ia pun lantas menjatuhkan pilihan pada seni pantomim yang lebih mengandalkan gerak tubuh. Pantomim telah ditekuni selama kurang lebih tiga puluh tahun.
Sepanjang waktu itu, tidak terbersit pikirannya berpindah profesi demi memegang teguh prinsip dan konsistensinya pada pilihan hidup, yakni berpantomim. Jemek menempuh pendidikan dasarnya hingga berakhir di SMSR. Selanjutnya ia lebih fokus pada dunia teater, terutama pantomim. Keahlian itu ia dapatkan sendiri atau belajar secara otodidak. Ia menciptakan seni dalam bahasa gerak berdasarkan imajinasinya. Tidak ada tokoh yang memberi ilmu tentang pantomime kepadanya.
Karya-karya yang dihasilkan di antaranya berjudul Kuasa Maha Kuasa yang menceritakan tentang orang-orang Ambon beretnis Cina, Eksodus 2000, Lingkar-lingkar, Kepyok, dll. Dari karya-karya tersebut sejumlah penghargaan pernah diterimanya dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Dewan Kesenian Daerah.
Pria kelahiran Yogyakarta, 14 Maret 1953 ini semula menekuni teater tetapi kemudian dia merasa ada kekurangan dalam dirinya untuk mendalami bidang tersebut, terutama dalam hal menghafal naskah. Ia pun lantas menjatuhkan pilihan pada seni pantomim yang lebih mengandalkan gerak tubuh. Pantomim telah ditekuni selama kurang lebih tiga puluh tahun.
Sepanjang waktu itu, tidak terbersit pikirannya berpindah profesi demi memegang teguh prinsip dan konsistensinya pada pilihan hidup, yakni berpantomim. Jemek menempuh pendidikan dasarnya hingga berakhir di SMSR. Selanjutnya ia lebih fokus pada dunia teater, terutama pantomim. Keahlian itu ia dapatkan sendiri atau belajar secara otodidak. Ia menciptakan seni dalam bahasa gerak berdasarkan imajinasinya. Tidak ada tokoh yang memberi ilmu tentang pantomime kepadanya.
Karya-karya yang dihasilkan di antaranya berjudul Kuasa Maha Kuasa yang menceritakan tentang orang-orang Ambon beretnis Cina, Eksodus 2000, Lingkar-lingkar, Kepyok, dll. Dari karya-karya tersebut sejumlah penghargaan pernah diterimanya dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Dewan Kesenian Daerah.