Seniman & Budayawan
Sapto Raharjo (Alm.)
Jl. Gayam No. 16 Yogyakarta INDONESIA 55225
Telp: +62-274-7477717
![Sapto Raharjo (Alm.)](https://gudeg.net/cni-content/uploads/modules/direktori/logo/sapto_raharjo.jpg)
Ulasan
Sapto Raharjo menggeluti dunia musik ia geluti sejak tahun 1963. Pada awal kariernya ia tergabung dalam sanggar tari dan karawitan Arena Budaya Yogyakarta. Di sana ia belajar memainkan gamelan, struktur gending, tari Jawa terutama sebagai Hanoman dan Laksmana (Sendratari Ramayana). Dampit group ia bentuk karena merasa bahwa jalurnya adalah di musik bukan bisnis.
Pekerjaannya berkaitan dengan bidang multimedia yakni, seniman musik, broadcaster, organizer dan tergabung dalam Komisi Penyiar Radio Indonesia. Pernikahannya dengan Isti Indraeni dikaruniai Tiga orang anak yaitu Desyana Wulani Putri, S.E., Ishari Sahida dan yang terakhir adalah Dyah Sawarni Dewi.
Riwayat pendidikannya, dimulai TK BOPKRI Ungaran Yogyakarta, kemudian SD Ungaran Yogyakarta, SMP 5 Yogyakarta, SMA 3 Yogyakarta, dan yang terakhir di Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI). Pengetahuan, keahlian dalam bidang seni terutama musik ia dapatkan dari membaca banyak literature, dengan berhubungan dengan banyak pihak. Bisa dikatakan dia belajar bermusik secara otodidak. Karena alat musik utama yang digunakan adalah gamelan, maka tokoh yang paling dominant mewariskan pengetahuan tentang gamelan adalah seorang bapak gamelan yakni Ki Cokro Warsito.
Sudah banyak karya-karya seni musik yang dihasilkannya dari yang berupa konser-konser maupun rekaman atau album, diantaranya adalah konser musik dengan judul Musik Kaleng, Yogyharmonik 80, WIN (konser musik 3 hari non-stop yang dipentaskan di Yogyakarta). Sedangkan judul album yang dihasilkan diantaranya adalah :Borobudur Suite, Java, Merapi, dan Katak-katak Bertanggo. Selain berupa album dan konser-konser, Sapto Raharjo juga membuat karya-karya tulisan dan buku.
Sapto Raharjo adalah seorang seniman yang identik dengan gamelan. Tak hanya gamelan tradisi, Sapto juga melakukan ekplorasi gamelan dengan menggunakan teknologi modern seperti komputer dan synthesizer. Perannya bagi perkembangan gamelan semakin jelas ketika ia membuat festival internasional Yogyakarta Gamelan Festival pada tahun 1995 yang hingga kini masih berlangsung.
Pada Jumat dini hari, 27 Februari 2009, Sapto tutup usia pada usia 54 di Rumah Sakit Panti Rapih pada pukul 01.50 WIB karena penyakit sirosis atau pengerutan hati. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Blunyah Gede, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.