Situs Seni & Budaya
Yayasan Bagong Kussudiardja
Kompleks Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
Kembaran RT 04/RW 21, Kel. Tamantirto
Kec. Kasihan, Kab. Bantul, Yogyakarta.
Telp: +62-274-414404
Fax: +62-274-414404

Ulasan
Sejarah Berdirinya Yayasan Bagong Kussudiardja (YBK)
Alm. Bagong Kussudiardja adalah salah satu seniman dan budayawan besar yang berhasil mengembangkan visi kebudayaan. Visi tersebut bertujuan untuk membangun manusia Indonesia melalui seni. Aktivitas seni dan budaya beliau telah diwujudkan sejak tahun 1950-an, hingga akhirnya didirikannya sebuah lembaga pendidikan seni non formal yang didirikan pada tahun 1978. Pada tahun 2004, beliau wafat dengan mewariskan semangat kreativitas yang tinggi dan sebuah âpadepokan seniâ yang memerlukan keberlanjutan dalam pengelolaannya. Pemikiran bagi pengelolaan padepokan seni inilah, kemudian melahirkan Yayasan Bagong Kussudiardja (YBK).
YBK adalah lembaga nirlaba yang mengelola padepokan seni sebagai rumah budaya terbuka. Yayasan ini didirikan berorientasi sebagai organisasi pelayanan (service organization), melalui pengolahan dan mengembangkan praktek-praktek di dalam aktivitas seni pertunjukan sebagai media pembelajaran yang edukatif dan aplikatif kepada komunitas seni dan masyarakat.
Rumah budaya YBK yang memiliki luas 5.000 m² ini berada di sebuah desa di bawah bukit Sempu (Gunung Sempu) di wilayah Kab. Bantul. Tepatnya, yaitu di sisi selatan Ring Road Selatan (arah Pabrik Gula Madukismo), dimana beberapa seniman tradisi dan kontemporer menjadikan area ini sebagai rumah tinggal yang memiliki atmosfir dan keasrian suasana pedesaan, namun juga tidak jauh dari pusat kota.
Rumah budaya YBK ini terletak di pinggiran sungai Konteng, memiliki suasana tenang dan asri dengan keberadaan taman dan pohon-pohon besar dan tinggi di sekitarnya. Fasilitas yang similiki antara lain: sebuah studio besar yang juga merupakan ruang pertunjukan utama (12 m X 10,5 m), studio berbentuk arena, dan sebuah studio yang dibangun dengan bentuk menyerupai pendapa. Keseluruhan studio multifungsi untuk melakukan bermacam aktivitas kreatif, seperti proses latihan, diskusi, workshop dll). Selain itu, juga terdapat studio rekaman (audio) digital, ruang latihan musik karawitan (gamelan), kantor, toilet, dan area parkir yang nyaman. Ruang pertunjukan utama juga berbentuk menyerupai pendapa (a pavilion style space) yang mampu menampung penonton sampai dengan 500 orang, serta perlengkapan tata lampu (lighting system). Fasilitas lain yang menunjang keberadaan dan fungsi yang dijalankan sebagai rumah budaya, adalah wisma dan beberapa kamar untuk memberikan akomodasi kepada seniman, partisipan program ataupun tamu yang berkunjung.
Alm. Bagong Kussudiardja adalah salah satu seniman dan budayawan besar yang berhasil mengembangkan visi kebudayaan. Visi tersebut bertujuan untuk membangun manusia Indonesia melalui seni. Aktivitas seni dan budaya beliau telah diwujudkan sejak tahun 1950-an, hingga akhirnya didirikannya sebuah lembaga pendidikan seni non formal yang didirikan pada tahun 1978. Pada tahun 2004, beliau wafat dengan mewariskan semangat kreativitas yang tinggi dan sebuah âpadepokan seniâ yang memerlukan keberlanjutan dalam pengelolaannya. Pemikiran bagi pengelolaan padepokan seni inilah, kemudian melahirkan Yayasan Bagong Kussudiardja (YBK).
YBK adalah lembaga nirlaba yang mengelola padepokan seni sebagai rumah budaya terbuka. Yayasan ini didirikan berorientasi sebagai organisasi pelayanan (service organization), melalui pengolahan dan mengembangkan praktek-praktek di dalam aktivitas seni pertunjukan sebagai media pembelajaran yang edukatif dan aplikatif kepada komunitas seni dan masyarakat.
Rumah budaya YBK yang memiliki luas 5.000 m² ini berada di sebuah desa di bawah bukit Sempu (Gunung Sempu) di wilayah Kab. Bantul. Tepatnya, yaitu di sisi selatan Ring Road Selatan (arah Pabrik Gula Madukismo), dimana beberapa seniman tradisi dan kontemporer menjadikan area ini sebagai rumah tinggal yang memiliki atmosfir dan keasrian suasana pedesaan, namun juga tidak jauh dari pusat kota.
Rumah budaya YBK ini terletak di pinggiran sungai Konteng, memiliki suasana tenang dan asri dengan keberadaan taman dan pohon-pohon besar dan tinggi di sekitarnya. Fasilitas yang similiki antara lain: sebuah studio besar yang juga merupakan ruang pertunjukan utama (12 m X 10,5 m), studio berbentuk arena, dan sebuah studio yang dibangun dengan bentuk menyerupai pendapa. Keseluruhan studio multifungsi untuk melakukan bermacam aktivitas kreatif, seperti proses latihan, diskusi, workshop dll). Selain itu, juga terdapat studio rekaman (audio) digital, ruang latihan musik karawitan (gamelan), kantor, toilet, dan area parkir yang nyaman. Ruang pertunjukan utama juga berbentuk menyerupai pendapa (a pavilion style space) yang mampu menampung penonton sampai dengan 500 orang, serta perlengkapan tata lampu (lighting system). Fasilitas lain yang menunjang keberadaan dan fungsi yang dijalankan sebagai rumah budaya, adalah wisma dan beberapa kamar untuk memberikan akomodasi kepada seniman, partisipan program ataupun tamu yang berkunjung.