Seniman & Budayawan

Sugati

Desa Pajangan, Sleman INDONESIA

Tweet
share
- Facebook
- Twitter
- Google Plus
- Linkedin
- Pinterest
- Email

Ulasan

Sugati adalah seniman ketoprak serba bisa yang lahir di desa Pajangan, Sleman, Yogyakarta. Gati adalah kembaran dari Gito yang dibesarkan berdua dalam lingkungan kesenian wayang oleh ayahnya, Ki Cermo Taruna. Seperti umumnya anak dalang, Gati kecil pun terbiasa hidup dari satu panggung ke panggung yang lain mengikuti pagelaran wayang ayahnya. Apalagi bila mendapat undangan pementasan di luar kota, giranglah hati Gati.

Sekolahnya menjadi terlantar. Namun, seiring dengan waktu, kemampuan berkeseniannya semakin terasah. Suatu ketika ayahnya ingin melihat ketrampilan Gati memainkan wayang, dan diberinya kesempatan kepada Gati untuk pentas di siang hari. Usia Gati saat itu baru 15 tahun, dan mata sang ayah terbelalak demi melihat kepiawaian Gati memainkan anak-anak wayang, juga penguasaan dialog (antawacana).

Gati dan Gito terus berkembang dalam kesenian wayang, ketoprak, dan karawitan. Juga kedua anak kembar ini sering membanyol. Bersama Gito, Gati mendirikan PS Bayu yang beranggotakan Suworo Kimpul, Cipto Gareng, Sial, dan sebagainya. Grup ini semakin terkenal dengan pementasannya di TVRI.

Gati sendiri selain aktif sebagai seniman, juga menjabat sebagai kepala dusun Pajangan di Sleman. Dua sisi yang saling melengkapi bagi perjalanan hidup seorang Gati. Lebih dari itu, Gati juga memberikan pelatihan pada bidang-bidang karawitan, ketoprak, lawak, serta pedalangan.

Karya-karyanya antara lain cerita wayang, adalah Lahire Gathutkaca, Gathutkaca Kridha, Wisanggeni Ratu, Dawala, Sadwa Racut, Benteng Wulung, dan Wahyu Panca Tunggal. Sedangkan untuk karya ketoprak, Gati membuat Bandung Bondowoso, Suminten Edan, Keong Mas, Resiah, Blorong, Probo Kusumo Krido, Garuda Sengkali, Haryo Sengkali, Bayi Deplok, dan lain sebagainya.