Seniman & Budayawan
Raden Riyo Suryataruna
Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Soekap Djanadi adalah nama asli seniman tari klasik Yogyakarta ini. Nama Raden Riyo Suryataruna diperoleh setelah ia dianggap dewasa dan menyumbang peranan penting dalam dunia seni tari klasik Yogyakarta. Pria kelahiran Yogyakarta, 6 Juli 1919 ini, mengawali pendidikan di HIS hingga tahun 1935 dan dilanjutkan ke MULO sampai tahun 1938 dan AMS hingga tahun 1940.
Perjalanannya sebagai penari diawali di tahun 1935 dengan mengikuti perkumpulan Kridha Beksa Wirama, asuhan GPH Tedjokusumo. Dari sinilah ia mengikuti pentas-pentas di Kraton Yogyakarta. Termasuk pada tahun 1936 ketika perkumpulan seni tari ini membuka cabang di Jakarta. Riyo mendapatkan banyak pengalaman dari perjalanan ini. Ia pernah membawakan Beksa Kethek sewaktu acara tingalan dalem. Atau dalam penyambutan tamu negara dari Filipina ketika Riyo membawakan tari Senggono yang menuntut pada kemampuan penjiwaan pada karakter yang dibawakannya.
Dari tangan dan kakinya, Riyo melahirkan karya tari babat Wonogaluh dan Lutung Kasarung sebagai karya seni tari yang paling sukses. Riyo Suryataruna pun mendapat kepercayaan untuk mengajar seni tari di beberapa perkumpulan atau lembaga, seperti Kridha Beksa Wirama (1942-1951), mengajar tari di Jakarta (1951-1975), ISI Yogyakarta (1976-1988), termasuk juga Siswo Among Beksa.
Selain itu, dalam kesempatan lain, Riyo diminta pula sebagai narasumber dalam berbagai ceramah dan kuliah di ISI, Pendopo Pangeran Diponegoro, Taman Mini Indonesia Indah dengan Yayasan Guntur Madu untuk memperkenalkan tari Golek Menak. Ironisnya, meski dunia tari membawanya sebagai sosok yang dikenal hebat, Riyo Suryataruna menyandarkan hidup justru dari pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Kesehatan Jakarta.