Upacara Adat & Festival Budaya

Sedekah Laut Poncosari

Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul INDONESIA

Sedekah Laut Poncosari

Ulasan

Ngentak adalah salah satu dusun dari 24 dusun yang terletak di wilayah Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Dusun ini terletak kurang lebih 27 kilometer dari pusat Kota Jogja, dan kurang lebih 17 kilometer dari pusat kota Bantul. Sebagian besar dari penduduk Dusun Ngentak adalah nelayan yang tinggal di wilayah pantai Pandan Simo. Di wilayah tersebut, dikenal beberapa upacara adat, misalnya upacara Sedekah Laut, upacara Anggoro Asih, dan sebagainya.

Penduduk dusun Ngentak yang sebagian besar beragama Islam ini dikenal dengan upacara adat Sedekah Laut yang ditujukan kepada Sang Penguasa Laut Selatan. Para penduduk mempunyai mitos akan Kanjeng Ratu Kidul atau Nyai Roro Kidul yang menjadi penguasa Laut Selatan yang menguasai Laut Selatan beserta isinya dan kondisi alanmya. Oleh karena itu, para nelayan mengadakan upacara Sedekah Laut untuk memohon kebebasan dari segala mara bahaya yang mengancamnya seperti adanya ombak besar, angin besar, dan diberi penghasilan ikan yang melimpah. Sedekah Laut tersebut juga dimaksudkan sebagai rasa syukur nelayan atas keselamatan dan penghasilan yang berlimpah.

Upacara Sedekah Laut di Dusun Ngentak, Desa Poncosari dilaksanakan setiap tahun sekali dan jatuh pada hari minggu pertama di bulan Syawal. Misalnya lebaran pertama jatuh pada hari Rabu, maka pada hari Minggunya dilakukan Upacara Sedekah Laut. Pada tahun 2000, lebaran jatuh pada hari Minggu Wage, 9 Januari 2000, oleh karena itu Sedekah Laut dilaksanakan pada hari Minggu, 16 Januari 2000.

Pemilihan hari Minggu pertama di bulan Syawal tersebut dimaksudkan agar saudara-saudara atau anak cucu yang tinggalnya jauh dari Desa Poncosari masih berlibur di rumah orang tuanya sehingga bisa menyaksikan upacara tersebut. Di samping itu, hari Minggu merupakan hari libur sehingga banyak orang yang hadir di Pantai Pandan Simo. Upacaranya sendiri biasa dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB.

Pelaksanaan upacara ditangani oleh para nelayan Dusun Ngentak. Salah satu di antara mereka, ada satu orang yang bertugas untuk melabuh sesaji ke tengah laut. Menurut pemangku adat, orang pilihan tersebut harus seseorang yang handal. Sedangkan para istri nelayan bertugas memasak dan menyiapkan sesaji.

Acara Sedekah Laut dimulai dengan pembakaran kemenyan dan doa-doa dipimpin oleh mBah Cokro seabgai Juru Kunci petilasan HB VII. Sebelum membakar kemenyan terlebih dahulu mBah Cokro duduk bersila menghadap ke laut lalu menyembah dan dilanjutkan dengan pembakaran kemenyan. Setelah selesai lalu berdoa bersama dipimpin oleh juru kunci.

Dalam upacara ini, peralatan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
- Perahu tempel, yang nantinya dipakai untuk membawa sesaji yang akan dilabuh ke tengah laut,
- Ancak, dari belahan bambu yang dianyam dengan bentuk segi empat untuk tempat sesaji,
- Jodhang, terbuat dari kayu yang dibuat empat persegi panjang untuk mengangkut sesaji yang akan dibawa ke pesisir,
- Tampah/tambir, bentuknya bulat dari anyaman bambu untuk tempat sesaji,
- Pengaron, terbuat dari tanah liat untuk tempat nasi,
- Takir, terbuat dari daun pisang yang dibentuk lalu pada kedua ujungnya diberi janur atau daun nyiur muda untuk tempat jenang sesaji,
- Ceketong, terbuat daun pisang untuk sendok.

Sesajinya ada bermacam-macam, yaitu:
- Sesaji yang khusus untuk Kanjeng Ratu Kidul yang nantinya dilabuh,
- Bunga Telon, terdiri dari mawar, melati, kantil, kenanga dan sebagainya,
- Alat-alat kecantikan khusus wanita meliputi bedhak, sisir, minyak wangi, pensil alis, dan sebagainya,
- Pakaian sak pengadek atau lengkap wanita, ada baju, celana, BH, kebaya yang semuanya harus baru,
- Jenang-jenangan, yang berwarna merah, putih, hitam, palang katul, dan sebagainya,
- Jajan pasar, yaitu makanan kecil-kecilan seperti kacang, lempeng, slondok, dan sebagainya yang dibeli di pasar,
- Nasi udhuk atau nasi gurih, beras yang dimasak bersama santan, garam, dan sebagainya,
- Ayam ingkung, ayam jantan yang dimasak utuh dengan kedua kaki dan sayap diikat,
- Pisang sanggan, dari pisang raja yang berjumlah genap,
- Pisang raja pulut, sesisir pisang raja dan sesisir pulut,
- Lauk pauk, terdiri dari rempeyek, krupuk, kedelai, tanto dan sebagainya,
- Lalapan, terdiri dari kol, buncis yang dirajang halus.

Selama persiapan dan pelaksanaan upacara Sedekah Laut, semua kegiatan di laut dihentikan. Pada malam menjelang hari H, diadakan tahlilan yang dipimpin oleh Rois atau Kaur wilayah Dusun Ngentak. Pagi harinya, barang-barang yang dimasak untuk persiapan sesaji mulai diatur di tempat yang telah disiapkan oleh ibu-ibu dan kemudian dicek kelengkapannya oleh Pemangku Adat. Di lain pihak, bapak-bapak yang akan mengikuti prosesi siap memakai pakaian kejawen, sedang Tekong yang bertugas untuk melabuhkan sudah siap dengan pakaian melaut yang dilengkapi dengan pelampung. Perlu diketahui bahwa masyarakat pedusunan Ngentak ini tiap-tiap RT sudah mempunyai seragam tersendiri, misalnya warga RT 01 seragamnya bunga-bunga merah, warga RT 02 bunga-bunga kuning dan sebagainya. Seragam ini dipakai setiap ada kegiatan di kampung dan setiap ada Upacara Sedekah Laut.

Menjelang pukul 10.00 WIB, jodhang beserta sesaji yang lain mulai diusung dibawa ke pesisir dengan diiringi teberapa barisan yang berseragam dari RT di wilayah Ngentak. Sesampai di sana telah diterima oleh panitia yang bertugas. Namun sebelum itu terlebih dahulu Juru Kunci sudah datang ke Petilasan HB VII untuk membakar kemenyan dan memohon doa restu atau istilahnya amit-amit. Kemudian acara puncak Sedekah Laut adalah melabuh barang sesaji ke tengah laut oleh seorang Tekong yang bertugas.

Semua barang yang dipakai untuk upacara mempunyai makna sebagai persembahan puji syukur pada Yang Maha Agung lantaran Kanjeng Ratu Kidul sebagai penjaga Laut Selatan atas keselamatan dan penghasilan mereka dalam mencari ikan di Segoro Kidul atau Laut Selatan. Berbagai sesaji itu mempunyai makna/lambang tersendiri:
- Pisang sanggan, sebagai lambang bahwa raja atau ratu adalah yang tertinggi,
- Pisang raja pulut, sebagai lambang pengikut, supaya tetep, lengket, kelet, sehingga hubungan antara raja dengan rakyat itu tetap abadi dan melekat,
- Jenang palang (merah putih) dengan palang, sebagai lambang supaya masyarakat Ngentak dalam mencari nafkah tidak ada yang menghalang-halangi,
- Jenang merah putih, sebagai lambang ibu yang melahirkan manusia,
- Jenang hitam, sebagai lambang persembahan kepada saudara atau kakang kawah adi ari-ari,
- Nasi ameng, sebagai lambang permohonan keselamatan dari Yang Maha Agung,
- Nasi rasulan/udhuk, sebagai lambang junjungan Nabi Muhammad SAW,
- Ayam ingkung, sebagai lambang junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
- Air tawar, sebagai lambang keselamatan,
- Alat kecantikan dan pakaian wanita, sebagai lambang kesukaan wanita untuk berdandan,
- Bunga, sebagai lambang permohonan dari keharuman.

Kurang lebih 15 tahun tradisi ini dilakukan oleh masing-masing rumah. Dalam perkembangannya, upacara Sedekah Laut ini dilaksanakan secara berkelompok sehingga semakin meriah dan semarak. Sekarang, dalam upacara, diiringi acara-acara kesenian seperti Salawatan, Jathilan, dan sebagainya.

jogjastreamers

ARGOSOSRO FM 93,2

ARGOSOSRO FM 93,2

Argososro 93,2 FM


SWARAGAMA 101.7 FM

SWARAGAMA 101.7 FM

Swaragama 101.7 FM


UNIMMA FM 87,60

UNIMMA FM 87,60

Radio Unimma 87,60 FM


RETJOBUNTUNG 99.4 FM

RETJOBUNTUNG 99.4 FM

RetjoBuntung 99.4 FM


JOGJAFAMILY

JOGJAFAMILY

JogjaFamily 100,9 FM



Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini