SD
SD Kanisius Kadirojo
Kadirojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman
Telp: (0274) 4987696

Ulasan
Tanamkan Kepedulian Lingkungan Sejak Dini
"Anak jaman sekarang kalau terbiasa hidup enak, saya takut saat dewasa nanti menjadi pribadi yang hedonis"
Demikianlah kalimat yang terungkap dari sosok Tin Supartinah, kepala sekolah SD Kanisius Kadirojo, Purwomartani, Sleman. Lewat tangan dinginnya, ia berhasil membawa sekolah tersebut meraih penghargaan tingkat regional dan nasional. Ia berkonsentrasi membentuk siswa-siswi menjadi pribadi yang peduli terhadap lingkungan.
Menurut Tin, sekolah yang memperoleh penghargaan Adi Wiyata Mandiri dari Kementrian Lingkungan Hidup ini menjadi salah satu sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dianggap berhasil menerapkan konsep pembelajaran untuk membentuk karakter generasi muda agar lebih peduli kepada lingkungan.
"Awalnya saya terjun dan konsentrasi di bidang lingkungan ini dimulai sejak saya di SD Kanisius Kalasan tahun 1999, kemudian berlanjut setelah pensiun," kata Tin. "Saya dikaryakan untuk mengasuh SD Kanisius Kadirojo dari tahun 2008 hingga sekarang." Lanjutnya, awalnya siswa dan orang tua memang kurang merespon.
"Namun setelah melalui proses yang panjang, keinginan ini terwujud dan orang tua mendukung adanya program peduli lingkungan ini," katanya.
Melalui muatan lokal Pendidikan Lingkungan yang dijadwalkan seminggu sekali selama 2 jam pelajaran, terbukti membuat siswa-siswi tertarik untuk peduli terhadap lingkungan. "Sebenarnya tidak hanya dari mulok saja kami berkampanye, namun perilaku sehari-hari siswa juga kami nilai," katanya. "Mulai dari membuang sampah tidak boleh sembarangan, tidak boleh merusak tetumbuhan hingga pemanfaatan limbah sampah menjadi kerajinan."
Kerajinan Daur Ulang dan Sekolah Dampingan
Setelah mendapatkan penghargaan nasional, SD Kanisius Kadirojo dipercaya untuk membina sekolah-sekolah lain di Yogyakarta. "Ada 15 sekolah binaan yang ditangani sekolah kami, 13 berada di Sleman, 1 di Bantul dan 1 lagi di Klaten," jelasnya.
Tin beserta tim melatih agar sekolah binaan punya kemampuan peduli lingkungan. Pemberian materi ketrampilan pengolahan sampah organik dan anorganik diberikan secara gratis. Harapannya, saat dilepas, SD binaan mampu menerapkan "ilmu" yang ditularkan secara mandiri.
Murid-murid juga menghasilkan kerajinan seperti celemek, sandal, tas dan batik dari bahan plastik bekas. Saat ditanya Tim Gudegnet mengenai hasil kerajinan tangan yang tertata dan tersusun rapi ini, salah seorang guru mengatakan selain memiliki ketrampilan, produk tersebut memiliki nilai jual tinggi.
"Dengan memiliki penghargaan Adi Wiyata serta penghargaan program sekolah peduli berbudaya lingkungan," kata Tin. "Saya berharap anak-anak disini dapat menjadi anak yang cerdas, disiplin, jujur, konsisten, bersih lahir batin dan mandiri, sehingga saat dewasa nanti, mereka menjadi sosok yang berguna bagi bangsa dan negaranya."