Perangkat Kesenian & Tradisi
Gunungan Lanang

Ulasan
Kata gunungan dalam bahasa Jawa bermakna
"gunung-gunungan", seperti gunung, menyerupai gunung. Gunungan adalah
salah satu wujud sesajian selamatan (dalam bahasa Jawa disebut sajen
wilujengan) yang khusus dibuat untuk disajikan dalam selamatan negara
(dalam bahasa Jawa disebut Wilujengan Negari) setiap garebeg dan
maleman atau selikuran.
Gunungan Lanang pada bagian puncak disebut mustaka (kepala), ditancapi
kue terbuat dari tepung beras yang disebut badheran karena bentuknya
seperti ikan badher. Badheran dihias dengan lima kalungan bunga melati
yang di ujungnya beruntaikan bunga kantil.
Bagian mustaka dipasang melingkar rapat sejumlah rangkaian kue tepung
beras yang berbentuk bola-bola kecil disebut bendul. Di bawahnya
dipasang melingkar rapat satu rangkaian telur asin. Di seluruh bagian
batang tubuh, dipasangi ratusan kacang panjang, bagian pucuknya diberi
sebuah kue berbentuk cincin terbuat dari ketan yang disebut kucu dan
setiap kucu digantungi sebuah kue berbentuk segitiga yang disebut
upil-upil.
Seluruh batang tubuh gunungan lanang, selain dipasangi ratusan kacang
panjang, juga diberi sejumlah besar rangkaian lombok atau cabe merah
yang besar-besar, dan diberi sembilan buah telur rebus dan sembilan
buah telur asin. Setiap gunungan lanang diletakkan tegak lurus diatas
sebuah nampan raksasa berkerangka kayu dengan ukuranĀ 2 x 1,5
meter.
Nampan ini selain dipasangi sebuah gunungan juga masih diberi hiasan
berupa dua belas nasi tumpeng dengan lauk pauknya yang diberi wadah
empat bungkusan daun pisang. Di samping itu masih diberi empat buah
kelapa muda dan sepasang daun muda serta alas kain bangun tulak atau
bango tulak. Di keempat penjuru nampak, digantungkan empat kalung
rangkaian bunga melati.