Kota Madya Yogyakarta
Kota Madya Yogyakarta
Kompl. Walikota Yogyakarta, Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta INDONESIA 55165
Telp: +62-274-514448, 515865, 515866
Fax: +62-274-520332
Ulasan
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping empat daerah tingkat II lainnya yang berstatus sebagai Kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunung Kidul. Kota Yogyakarta terletak di tengah-tengah Propinsi DIY di mana terletak Kraton sebagai pusat dari segala kegiatan masyarakat Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan tempat di mana kehangatan, keakraban, dan kedamaian dapat diperoleh selain menyimpan banyak kisah yang perlu Anda telusuri ketika berkunjung ke Jogja.
Walikota: H. Herry Zudianto, SE., Akt., MM
Wakil: Drs. H. Haryadi Suyuti
Sekretaris Daerah: Drs. Rapingun
No | Kecamatan | Pimpinan | Alamat |
1 | Danurejan | Drs. Yuniarno | Jl. Hayam wuruk No. 28 Yogyakarta INDONESIA |
2 | Wirobrajan | Drs. Suparji | Jl. Kapt.P.Tendean Gg dorodasih No. 16 Yogyakarta INDONESIA |
3 | Mantrijeron | Supjandono, SH | Jl. D.I. Panjaitan No. 84 Yogyakarta INDONESIA |
4 | Gondomanan | Drs. Achmad Fadli | Jl. Ibu ruswo No. 3A Yogyakarta INDONESIA |
5 | Tegalrejo | Drs. Sularto Sugiyanto | Jl. Tompeyan III/219 Yogyakarta INDONESIA |
6 | Kotagede | Drs. Kris Sarjono Sutejo | Jl. Nyi wijiadisono No. 39 Yogyakarta INDONESIA |
7 | Mergangsan | Suhardjono, bchk | Jl. Tamansiswa No. 39 Yogyakarta INDONESIA |
8 | Jetis | Drs. H. Purwanto | Jl. Pangeran diponegoro 91 Yogyakarta INDONESIA |
9 | Gedongtengen | Drs. Sudarto | Jl. Jlagran lor No. 52 Yogyakarta INDONESIA |
10 | Ngampilan | Parno Widodo, SH | Jl. K.H. Wachid Hasyim 12 Yogyakarta INDONESIA |
11 | Pakualaman | Drs. Sudarsono | Jl. Sultan Agung No. 133 Yogyakarta INDONESIA |
12 | Gondokusuman | Drs. Dirsyam Wimono | Jl. Munggur No. 32 Yogyakarta INDONESIA |
13 | Umbulharjo | Drs. Wahyu widayat, Msc | Jl. Glagah sari No. 99 Yogyakarta INDONESIA |
14 | Kraton | Drs. Mardjuki | Jl. Rotowijayan No. 6 Yogyakarta INDONESIA |
KONDISI GEOGRAFIS KOTA MADYA YOGYAKARTA
BATAS WILAYAH
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten
Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut
Sebelah utara : Kabupaten Sleman
Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman
Sebelah selatan : Kabupaten Bantul
Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 11OO 24° 19° sampai 11OO 28° 53° Bujur Timur dan 7° 49° 26° sampai 070° 15° 24° Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut
BATAS WILAYAH
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten
Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut
Sebelah utara : Kabupaten Sleman
Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman
Sebelah selatan : Kabupaten Bantul
Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman
Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 11OO 24° 19° sampai 11OO 28° 53° Bujur Timur dan 7° 49° 26° sampai 070° 15° 24° Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut
KEADAAN ALAM
Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat
ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat,
serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota Yogyakarta, yaitu :
Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong
Bagian tengah adalah Sungai Code
Sebelah barat adalah Sungai Winongo
Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong
Bagian tengah adalah Sungai Code
Sebelah barat adalah Sungai Winongo
LUAS WILAYAH
Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan,
617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 489.000 jiwa (data per Desember 1999)
dengan kepadatan rata-rata 15.000 jiwa/Km²
TIPE TANAH
Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai
tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh letaknya yang berada didataran
lereng gunung Merapi (fluvia vulcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung
tanah regosol atau tanah vulkanis muda
Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota setiap tahun mengalami penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi, (lahan pekarangan)
Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota setiap tahun mengalami penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi, (lahan pekarangan)
IKLIM
Tipe iklim "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012 mm/thn dengan 119 hari hujan,
suhu rata-rata 27,2°C dan kelembaban rata-rata 24,7%. Angin pada umumnya bertiup
angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220° bersifat
basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara
yang agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata kecepatan 5-16 knot/jam
DEMOGRAFI
Pertambahan penduduk Kota dari tahun ke tahun cukup tinggi, pada akhir tahun
1999 jumlah penduduk Kota 490.433 jiwa dan sampai pada akhir Juni 2000 tercatat
penduduk Kota Yogyakarta sebanyak 493.903 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata
15.197/km²
Angka harapan hidup penduduk Kota Yogyakarta menurut jenis kelamin, laki-laki usia 72,25 tahun dan perempuan usia 76,31 tahun.
Angka harapan hidup penduduk Kota Yogyakarta menurut jenis kelamin, laki-laki usia 72,25 tahun dan perempuan usia 76,31 tahun.
SEJARAH
Sesudah perjanjian Giyanti (Palihan Nagari) pada tahun 1775, Mataram dibagi menjadi
dua kerajaan, Kasultanan Surakarta Hadiningrat di bawah kekuasaaan Sunan Pakubuowono
III dan Kasultanan NgaYogyakarta Hadiningrat. Sesudah perjanjian Giyanti, pangeran
Mangkubumi - saudara laki-laki Susunuhan Pakubuwono II - dinobatkan menjadi raja
NgaYogyakarta Hadiningrat dengan nama Sultan Hamengku Buwono I. Beliaulah yang
mengawali garis keturunan para Sultan yang sampai saat ini masih tinggal tinggal
di Kraton dan berperan penting dalam budaya masyarakat Jawa. Kerajaan kedua disebut
dengan Yogyakarta, sekarang lebih dikenal dengan Yogya.
Pada tahun 1813, di bawah kekuasaan Inggris, untuk ketiga kalinya perpecahan
terjadi di kerajaan Mataram. Pangeran Noto Kusumo, anak laki-laki Hamengku Buwono
I, dinobatkan menjadi Pangeran Paku Alam I dan tinggal terpisah dari Kasultanan
Yogyakarta.
Pada saat Republik Indonesia didirikan tanggal 17 Agustus 1945, sesudah proklamasi
kemerdekaan, NgaYogyakarta Hadiningrat (Kasultanan) dan Pakualaman (Kadipaten)
bergabung menjadi satu propinsi dan menjadi bagian dari Republik Indonesia dengan
Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai gubernur dan Sri Paku Alam VIII sebagai
wakil gubernur. Sejak saat itu dikenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta dan
berstatus propinsi pada tahun 1950 sebagai penghargaan karena berperan penting
dalam berperang demi kemerdekaan.
Tempat menarik sekitarnya
Kota Madya Yogyakarta
Bagian Umum Pemkot Yogyakarta
VISI KOTA YOGYAKARTA Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,Berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat [...]