Seniman & Budayawan
Didi Nurhadi
Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Lukisannya sering menampilkan adegan satir lewat figure-figur manusia dengan mimic yang lucu bagaikan kartun. Pipi serta kaki dan tangan gemuk, dalam postur tambun, yang dilukiskan secara voluminer menunjukkan bahawa Didi Nurhadi memang salah satu pelukis yang menonjol dalam genre figurative.
Sebagai perupa, pada mulanya Didi ingin meneruskan tradisi kecenderungan realisme serta surealisme Yogyakarta pada tahun 1980an. Tapi dalam langkahnya itu, akhirnya ia lebih tertarik menjajarkan berbagai isu sosial dan politik. Rasa humor melingkupi semua drama kehidupan keseharian di masyarakat yang ditampilkannya, sepertinya tampak biasa-biasa saja, tapi kelihatan berkaitan dengan situasi sosial politik yang ada.
Sejak SD Didi memang tidak pernah suka dengan hal-hal yang berbau eksak dan lebih memilih kesenian, saat SMA pun ia sempat menjalani aktivitas di musik.
Seniman yang pernah mendirikan Gelaran Budaya ini mengambil tema social dalam lukisannya karena ia merasa hidup di masyarakat dan berangkat dari keluarga yang kurang mampu. Ia melihat kemiskinan dari dekat, dan mengapresiasikannya dalam bentuk lukisan.
Pada tahun 2003, Didi menggelar pameran tunggal "Land of Java" di Darga Gallery. Salah satu lukisannya yang bertajuk "Festival Balon" sepanjang tujuh meter merupakan karya Masterpiecenya. Indofood Art Award dan menjadi Finalis Philip Morris Art Award adalah satu dari banyak penghargaan yang ia raih.