Seniman & Budayawan
Kus Widananto
Balirejo UH 2 / 512 Yogyakarta INDONESIA 55165

Ulasan
Kus Widananto, alias Jompet, membagi tiga fase dalam perkembangan karya seninya. Fase pertama (1999-2000), Jompet banyak mengeksplorasi soal sounds dan sisi-sisi musikalitas yang dipertemukan dengan basis eksplorasi tubuh yang menghasilkan materi suara. Fase kedua, adalah masa ketika Jompet mulai bosan dengan performance kemudian ia membuat beberapa simulsi karya.
Salah satu karyanya yang menguras ide serta gagasan pemikiran adalah One Hour To be the Other. Fase terakhir, Jompet mencoba mensimulasikan sebuah kondisi minimnya sumber daya dalam Sharing Resiko. Salah satu alasannya untuk memlih bentuk-bentuk karya simulasi karena tidak perlu mengeksplorasikan karya senirupa.
Pameran pertamanya menjadi awal dari proses belajar seni rupa. Jompet diundang dalam sebuah pameran ketika ia masih aktif menciptakan karya-karya performance musik. Karya-karya Jompet juga berfungsi sebagai researching, penelitian pada suatu gejala yang kemudian memberi ajakan kepada orang lain dan diri sendiri untuk meneliti sesuatu dari sisi psikologis.
Beberapa performance dan pameran yang pernah dilakukan Jompet antara lain tahun 2003 Jogjakarta Biennale Countrybution; tahun 2004, Insomnia 48, Arts House, Singapore; Single channel video art exhibition "Move on Asia", Korea; "New media art exhibition", Galeri Lontar Jakarta; UNTITLED, CCF Jakarta; Indonesian - Japanesse artists exhibition Artscope, Selasar Sunaryo, Bandung; "Identities vs Globalization", Chiang Mai art Museum, Bangkok National Art Gallery, Thailand & Dahlem Museum, Berlin; tahun 2005 CP Bienalle, Museum Bank Indonesia, Jakarta; Revolution Ugly, No Beauty, Cemeti Art House; OK Video art Festival, Galeri Nasional, Jakarta; Passage, CCF Bandung; Fukuoka 3rd Trienalle, Fukuoka Art Museum, Jepang;