Seniman & Budayawan
Nugrowantoro
Jl. Sorogenen No 8, Nitikan, Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Kecintaan sang Ayah terhadap dunia seni lukis, membuat Nugro tertarik mendalami dunia lukis. Sejak kecil, keahlian Ayah membuat berbagai macam bentuk cetakan lilin dari aluminium menginspirasi Nugro untuk mengakrabkan diri dengan dunia rupa. Selepas dari SMSR, pada tahun 1992, Nugro memantapkan langkahnya dan meneruskan studi di Senirupa Institut Seni Indonesia.
Bersama teman-teman seangkatannya pun ia kemudian mendirikan komunitas Legenda 92 dan menggelar pameran perdana Legenda 92 di Purna Budaya. Pada tahun 2000, Nugro bersama Taufiq Rahsen, Galam Zulkifli, Yayat Surya, Didi Nurhadi, Tedjo, dan Alit Sembodo membentuk Gelaran Budaya.
Karya lukis Nugro selama ini bertemakan tentang insect, terutama semut. Salah satu lukisannya yang berjudul "Menuju Ke Sarang" merupakan hasil karyanya yang mempunyai kesan mendalam. Segala perasaan, goresan, maupun efek tertumpah di lukisan itu. Lukisan itu kini dijadikan maskot untuk B-Com. Selama ini, karya-karya lukis Nugro selalu diselesaikan dalam satu malam. Dengan metode Sabet pedang, Nugro mememukan sebuah ciri khas dalam lukisan-lukisannya.
Beberapa pameran pada tahun-tahun terakhir yang diikuti oleh Nugro antara lain pameran bersama Art for Aceh di Societet Taman Budaya Yogyakarta; pameran bersama "Bulan Purnama" di Taman Budaya Palu Sulawesi Tengah dan pameran bersama sepiring Indonesia di Gelaran Budaya Yogyakarta.