Seniman & Budayawan
Nurkholis
Jl. Bibis Desa Kembaran RT 07 RW 20, Tamantirto, Kasihan, Bantul INDONESIA
.jpg)
Ulasan
Nurkholis pernah nyasar di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada hingga satu tahun, meski akhirnya suntuk kuliah di Seni Lukis FSR Institut Seni Indonesia Yogyakarta (1989-1994). Ia lulus dengan predikat cum-laude. Sesuai dengan konsep berkeseniannya yang mengalir, maka ia meletakkan rumahnya di pinggir sungai.
Selama berkarier di dunia lukis, pencinta moge (motor gede) ini merasakan dua fase dalam proses kreatifnya. Pertama, fase metafor imajinasi (surelism), yakni sejak ia mulai berkarya dan diakhiri pada tahun 1998 lewat karya autokritik: Ketika Kata Ketika Suara. Fase kedua ia lebih memilih media tubuh (bisa dibilang realis). Alasannya, karena tubuh lebih murni dalam menyampaikan maksud. Nurkholis membuktikannya lewat karya Pasar Burung.
Beberapa penghargaan pernah diperolehnya dan yang terutama adalah Juara II Kompetisi Seni Lukis di Beppu, Oita, Jepang akhir 2004 lalu. Setahun sebelumnya ia juga pernah berangkat ke Beppu karena masuk dalam sepuluh besar kompetisi yang sama.
Pameran-pameran yang pernah diikuti antara lain: pameran Realis(me) Banal di Gracia Art Gallery Surabaya (2005), pameran Barcode Festival Kesenian Yogyakarta XVI di Taman Budaya Yogyakarta, pameran Beppu Asia Contemporary Art Competition di Beppu, Oita, Jepang (2005), dan pameran Rhythm of Soul di Kuala Lumpur, Malaysia (2000).