Seniman & Budayawan

Wahyu Santoso

Perum Pemda Kledong Kiron Permai No. 18A, Jl. Dogkelan Mantrijeron Yogyakarta INDONESIA

"Berkarya adalah salah satu caraku untuk mengemukakan apa yang aku pikir dan rasakan terhadap apa yang merisaukan hati ku" itulah Wahyu Santoso dalam setiap penggal kata ketika dia berkarya. Bakat seni didapat dari kakeknya yang seorang empu dan sastrawan di Ngawi Jawa Timur, tidak hanya sebagai pematung tapi ia juga mempunyai bakat seni lukis.

Bapak satu anak ini mengawali kariernya masuk fakultas seni rupa ISI Yogyakarta. semenjak itu ia mengikuti pameran-pameran baik didalam maupun luar kampus th 1995 sampai 2000 bergabung total dengan studio SANTIAJI Yogyakarta.

Selepas dari SANTIAJI  ia mulai serius berkarya dan mengadakan pameran tunggal patung pada pembukaan Mirota Batik Jalan Kaliurang Yogyakarta; pameran patung di GRIYA KR Mangkubumi Yogyakarta; mengerjakan seni karya patung perunggu Bancak-Doyok tahun 2002, mengerjakan seri karya patung REOGAN dalam perunggu dan perak kolaborasi dengan perancang busana Edward Hutabarat. Pameran bersama dalam rangka peluncuran buku karya-karya koleksi Dr. Oe Hong Dijen di museum Widayat Mungkid Magelang.

Ketertarikan dan kecintaanya akan budaya bangsa menghilhami Wahyu Santoso menciptakan karya-karya seni patung. Sebuah tradisi lama menjadi ilham dalam setiap karya patung dia, seorang nenek-nenek menyeduh  teh dengan wajah tenang dan posisi duduk tegap adalah salah satu bentuk patungnya. Karya-karya yang telah ia hasilkan meliputi Ngglogok Kendi, Koesir Andong, Panahan dan Soelingan. Ia selalu menonjolkan vitalitas orang lama yang setiap garisnya dan goresannya membutuhkan ketelitian.