Seniman & Budayawan
Yayat Surya
Jl. Patehan Wetan No. 3, Yogyakarta INDONESIA

Ulasan
Yayat Surya adalah seorang seniman seni rupa. Kecintaan Yayat terhadap seni rupa bermula dari kebiasaannya sejak kecil, yaitu mencorat-coret dinding. Ketika duduk di bangku SMA kelas satu, yayat mulai belajar melukis kaca dengan Rastika di Sanggar Prabangkara. Lukisan kaca merupakan tradisi dari Cirebon. Pada waktu tinggal di Bandung dia sering diminta membuat artistik panggung untuk teater.
Tahun 1987, Yayat Surya memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta dan menggeluti tata seni rupa panggung. Karya-karya Yayat sendiri berangkat dari realisme yang bermula dari kegelisahan yang bernuansa kubistik ala Picasso dengan gaya abstrak geometrik.
Beberapa seniman muda yang memilih abstrak geometris di Indonesia sangat kurang, dan masyarakat sekitar pun kurang bisa megapresiasi lukisan ini. Namun karena ketertarikannya, Yayat Surya tetap konsisten di jalur abstrak geometris.
Yayat surya pernah meraih penghargaan dalam 10 besar pada ajang bergengsi Phillip Morris. Lukisannya yang berjudul Red I-Ching. Konsep karya ini terinspirasi oleh kitab I Shing, kitab perubahan yang lahir di Tiongkok pada masa 2500-3000 SM. Konsep dasar I-Ching sendiri adalah polarisas atau berpasangan. Semua karya Yayat Surya mempunyai garis yang bermakna dan memiliki arti yang berlainan.
Beberapa penghargaan yang pernah diraih Yayat yakni tahun 1987, Lomba Lukis Perjuagan; Yayasan Seni Rupa Indonesia, Phillip Morris tahun 1999, 2000, 2001, 2005; Indofood Art award untuk karya nonpresentatif; China International Agency.