Seniman & Budayawan
Yuswantoro Adi
Taman Yuwono, Jl. Dagen Malioboro, Yogyakarta INDONESIA
Ulasan
Yuswantoro menekuni dunia lukis sebagai pekerjaan utamanya. Lukisannya banyak bertemakan anak-anak dan kritik sosial. Pada tahun 1998, pada masa reformasi mulai didengungkan secara perlahan-lahan, Yuswantoro menggebrak lewat karyanya yang berupa lembaran uang Rp 50.000-an, dengan lubang pada gambar wajah Soeharto. Karya ini bermaksud membaca keadaan pada masa itu bahwa setiap orang bisa menjadi presiden.
Setiap hari Minggu, Yuswantoro mengajar seni lukis untuk anak-anak di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Selain di TBY dia mengajar seni lukis di TK Budi Mulia. Yuswantoro berharap, kedepannya lukisan dapat diapresiasi oleh semua orang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dasar pendidikan seni yang baik untuk anak-anak. Bersama teman-temannya dari Komunitas Peduli Uang, Yuswantoro mengajar lukis untuk ibu-ibu dan bapak-bapak.
Selain melukis Yuswantoro juga sering menulis di media massa, katalog-katalog pameran seniman lain. Ia mengaku belajar menulis secara otodidak. Kecintaannya akan dunia membaca turut pula menguatkan tulisan-tulisan Yuswantoro sebagai suatu karya seni yang ringan dibaca. Ia selalu membubuhkan kata-kata Penulis adalah "pelukis yang menulis" pada setiap tulisannya.
Penghargaan yang pernah diraihnya antara lain grand prize Winner Phillip Morris ASEAN Art Award 1997 di Manila, Philipina lewat lukisan "Masterpieces of Indonesia" Sketsa terbaik dan Lukisan cat minyak terbaik ISI Yogyakarta tahun 1987; Juara II Lomba Karikatur Pariwisata dari Pemda DIY tahun 1990; Lima Besar Utama Lomba Lukis YSRI PMIAA 1997.