www.gudeg.net, Yogyakarta - Ngayogjazz 2017 tak sekadar menyuguhkan hiburan musik, melainkan juga workshop musik. Berlangsung di arena Ngayogjazz di dusun Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Sabtu (18/11), acara ini menjadi ajang berbagi ilmu dan pengalaman dalam bermusik.
Seorang legenda jazz Indonesia, Oele Pattiselano, menjadi salah satu pembicara. Sebagai gitaris jazz kenamaan, ia membagikan pengalaman dan ilmunya dalam permainan gitar jazz.
Bagi Oele, jazz sudah seperti menjadi jalan hidupnya. Sejak kecil "makanannya" sudah jazz karena orangtuanya juga suka jazz, dan punya koleksi piringan hitam musik genre tersebut.
Belajar jazz yang baik adalah banyak mendengarkan musiknya. "Tak perlu serius-serius mendengarkannya, santai aja,. Kalau terlalu serius ntar malah nggak masuk," tuturnya.
Oele langsung memberi contoh bagaimana permainan swing, samba dan lainnya, dengan memainkan musiknya. Dalam memainkan, ia dibantu beberapa orang muda dari Komunitas Jazz Jogja.
Sebelum Oele, Deska Anugrah, seorang drummer dan session player, menceritakan pengalamannya sebagai musisi di Jakarta. Ia sering bermain dengan pemain-pemain jazz terkemuka.
Menurut Deska, agar bagus dalam bermain jazz, kita harus banyak berlatih, bermain dan mendengarkan musik jazz. "Musik jazz yang beneran ya, bukan jazzy," katanya. Dalam workshop, ia juga memberikan contoh permainan bossanova, swing dan jenis-jenis lainnya dalam genre jazz.
Workshop yang diadakan dari siang hingga malam ini diisi oleh para pembicara yang notabene semua adalah penampil di Ngayogjazz 2017. Selain Oele dan Deska, yang tampil sebagai pemateri adalah Sri Hanuraga, Bonita & Nesia Ardi, Endah N Resha, Fajar Adi Nugroho & Bowie, yang masing-masing memberikan tema berbeda-beda.
Kirim Komentar