Gudegnet-La Pie, nama tempat ini, diambil dari Bahasa Jawa yang artinya “lha gimana?”. Tak hanya namanya yang unik, menunya pun menarik, sajian khas tempo dulu dengan peralatan bersantap yang vintage.
Nasi goreng misalnya, disajikan di atas tampah dan daun pisang. Begitu pula kudapan cakwe yang kami pesan, dialasi dengan sehelai daun pisang. Banyak juga menu-menu kudapan yang sederhana namun mengundang nostalgia seperti cakwe, jagung rebus, ubi rebus, kacang rebus.
Tak semua sajian tempo doele, ada juga mie cornet, sosis bakar/goreng, jamur crispy, dan yang lainnya. Sedangkan di menu minuman, tersedia pilihan dari wedang bandrek, wedang uwuh, jahe, kunir asem, susu jahe, hingga kopi toraja.
Menu di La Pie terbilang banyak. Total ada 90 menu makanan dan minuman yang dapat dipilih dengan harga cukup terjangkau.
Selain harganya terjangkau, tempat ini cocok untuk yang gemar makan dengan porsi banyak. Seperti nasi goreng yang satu porsinya dapat dinikmati dua orang, denga harga Rp.12.000 saja.
Menurut captain di tempat ini, Brandy, ungkapan La Pie sengaja dipilih untuk mengundang penasaran. Ketika sampai di tempat ini, waitress akan menyambut ramah, “La Pie, selamat datang.”
Di tempat yang mulai buka tiga tahun lalu ini ada dua konsep yang ditawarkan. Satu space dengan kesan modern, dan space lain denga konsep tempo dulu dengan warna-warna dan ornamen yang vintage.
Terletak di Jalan Damai, tempat ini cukup asyik untuk nongkrong. Disediakan juga free wifi di tempat yang buka dari jam 17.30 hingga 24.00 ini.
Kirim Komentar