Gudeg.net— Memperingati tahun ketiga penobatan Gunung Sewu Unesco Global Geopark, Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY dan Dinpar Gunungkidul menyelenggarakan Geopark Night Specta (GNS) #3 di kawasan Geosite Ngingrong pada 27-28 Oktober 2018.
Bertempat di Mulo, Wonosari, acara ini mengemas seni tradisi asli yang dikolaborasikan dengan perkembangan teknologi kekinian.
Lewat kawinan gamelan dan orkestra, musik dianggap paling universal untuk menyampaikan maksud dan mempertahankan konsep perlindungan, pendidikan, serta pembangunan berkelanjutan kepada generasi milenial.
“Event ini kami harapkan dapat menginspirasi sekaligus memotivasi masyarakat luas untuk bersama-sama mengambil bagian dalam upaya melestarikan Geopark Gunung Sewu sebagai bagian dari Unesco Global Geopark Network,” ujar Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, saat pembukaan GNS #3 di Geosite Ngingrong (27/10).
Penonton juga disuguhi atraksi Gatot Kaca yang melintasi jalur flying fox sambil membawa bendera merah putih. Flying fox Ngingrong terbentang sepanjang 150 meter dengan ketinggian 70 meter.
“Gatot Kaca terbang dapat diartikan menggapai impian geopark yang lebih baik. Karena tahun 2019 ada revalidasi,” jelas Budi Hartono, Ketua Jaringan Geopark Indonesia (JGI), saat pembukaan (26/10).
Acara ini menampilkan Yogyakarta Symphony Orchestra, Swaraswarga, Saka Pariwisata Choir, Tari Kreasi Palupi, Dhimas Tedjo, dan Didi Kempot di hari pertama. Di hari kedua, warga Gunungkidul diajak untuk senam pagi bersama, lalu dihibur dengan Kidung Etnosia, Polres Band, Garu Luku Band, lalu ditutup oleh Hasoe Angels.
Penonton nampak antusias mengikuti rangkaian acara. Acara hari pertama ditutup dengan penampilan Dhimas Tedjo dan Didi Kempot. Dhimas Tedjo hadir membawakan lagu macam Anoman Obong dan Jogja Priyangan. Didi Kempot membawakan beberapa lagu andalannya, termasuk tembang ‘Stasiun Balapan’ dan ‘Banyu Langit’.
Kirim Komentar