Gudeg.net- Di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Pagerjurang, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman terdapat lapangan sepak bola yang terbilang cukup mewah bernama Kepuharjo Sport Centre (KSC).
Lapangan bola dengan luas sekitar 1,5 hektar tersebut merupakan impian dari Pemuda Karang Taruna Desa Kepuharjo yang akhirnya dapat terwujud.
Ketua Karang Taruna Kepuharjo Ginanjar Suryanta mengatakan, pada awalnya lapangan ini hanya berupa tanah kas desa yang sudah lama terbengkalai.
“Tanah ini dulunya adalah lahan tempat tumpukan batu dan pasir Merapi yang sangat jauh dari kata bagus dan biasanya dipakai untuk acara dangdutan dan hura-hura saja,” ujar Ginanjar Suryanta saat ditemui di lapangan KSC, Sabtu, (11/7).
Lahan yang tidak terurus tersebut, pada tahun 2017 mulai diperbaiki secara mandiri oleh anggota karang taruna dan masyarakat sekitar.
Pekerjaan diawali dengan menutup tumpukan batu yang tidak beraturan dengan tanah dan meratakan pasir untuk dijadikan pondasi awal lapangan.
“Kami dulu sempat patungan untuk pengerjaan lapangan ini. Tujuan utamanya untuk merapihkan dan membersihkan lahan terlebih dahulu, selebihnya berjalan saja. Setelah tertata rapi, barulah dilaporkan ke perangkat desa untuk langkah lebih lanjut,” ungkapnya.
Perangkat desa menyambut baik rencana pembuatan lapangan sepak bola tersebut dan mulailah mencari dana bantuan untuk penggarapan lapangan lebih lanjut.
Tahun 2019, sejumlah bantuan mulai berdatangan, mulai dari warga, dana kas desa, Pemerintah Kabupaten Sleman hingga Corporate Social Responsibility (CSR) Koperasi Petruk Kepuharjo.
Menurut Ginanjar, dari keseluruhan bantuan tersebut terkumpulah dana sekitar Rp. 950 juta sebagai modal awal pembuatan lapangan.
“Sejak mendapat bantuan, semangat para anggota karang taruna kembali pulih. Permasalahan utama kami yaitu dana operasional dan sekarang sudah ada. Mulailah konsep pembuatan lapangan digarap secara serius,” tuturnya.
Lapangan yang dikerjakan selama satu tahun lebih ini memang belum selesai tuntas tapi sudah dapat digunakan. KSC terdiri dari satu buah lapangan sepak bola mini berukuran 60x40 meter, lapangan futsal ukuran 38x25 meter dan jogging track. Selain itu terdapat juga lahan parkir kendaraan serta fasilitas toilet yang memadai.
Kedua lapangan diberi rumput Zoysia Matrella yang memiliki elastisitas tinggi, sehingga memudahkan bola bergulir dengan lancar dan biasa dipakai untuk lapangan bola di Eropa. Garis lapangan dan ukuran gawang juga dibuat sesuai standart sepak bola Internasional.
Ginanjar menjelaskan, untuk saat ini lapangan sepak bola KSC hanya dapat digunakan pada akhir pekan saja, dengan dua kali jam permainan, yaitu pagi pukul 07-09.00 WIB dan sore pukul 15.00-17.00 WIB.
“Saat ini baru kami buka untuk umum di weekend (Jumat-Minggu) saja. Sedangkan weekdays (Senin-Kamis), kami pakai untuk perawatan seluruh fasilitas agar lebih terjaga kebersihan dan keindahannya,” jelasnya.
Bagi masyarakat yang ingin menikmati lapangan, pengelola KSC menerapkan sistem sewa per jam. Lapangan sepak bola mini sewa per jam Rp.800.000 di pagi hari dan Rp. 1 juta di sore hari. Sedangkan sewa lapangan futsal sewa per jam Rp. 300.000 pagi hari dan Rp. 500.000 pada sore hari.
Penyempurnaan terus dilakukan diantaranya pemasangan lampu lapangan, pengadaan tribun penonton, kantin atau cafe, kantor pengelola serta lapangan bola volly pada sisi barat pintu masuk KSC.
Ke depannya KSC berencana akan membuat sarana pendidikan bagi anak-anak Desa Kepuharjo untuk mengembangkan bakat dan minat mereka pada sepak bola.
“Kami juga akan mendirikan sekolah sepak bola (SSB) agar menambah semangat anak-anak sekitar untuk berlatih mengembangkan minat mereka. Harapannya KSC dapat menelurkan pemain bola berkualitas ke depannya,” harap Ginanjar.
Kirim Komentar