Prof Sumaryanto Terpilih Menjadi Rektor UNY Periode 2021-2025

Gudeg.net - Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO terpilih menjadi rektor UNY periode 2021-2025 dalam pemilihan rektor yang diselenggarakan pada Selasa (26/1). 

Kegiatan ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO, kandidat dalam pemilihan ini adalah Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO, dan Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd.

Berdasarkan peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, menteri memiliki 35% hak suara dari total pemilih yang hadir dan Senat memiliki 65% hak suara dan masing-masing anggota Senat memiliki hak suara yang sama. 

Prof. Dr. Arif Junaidi selaku Dirjen Belmawa Kemendikbud diberikan mandat mewakili Mendikbud untuk ikut memberikan suaranya pada pemilihan rektor ini. Berdasarkan peraturan di atas, anggota senat UNY yang berjumlah 49 orang masing-masing memiliki satu suara, sehingga suara dari kementerian berjumlah 26 suara.

Mekanisme dalam pemilihan ini yakni anggota senat yang telah menerima kartu suara dipersilakan memberikan suara di bilik suara yang telah disediakan, dengan cara memberikan tanda pada kartu suara di dalam kolom yang tersedia, di depan nama calon rektor yang dipilih.

Setelah melalui proses pemilihan langsung dari senat UNY dan Kemendikbud, Ketua Senat Ketua Senat, Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., menyampaikan, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO, memperoleh 59 suara, Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO, memperoleh tujuh suara, dan Prof. Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd., memperoleh delapan suara, sedangkan tidak sah satu suara. 

Selanjutnya, senat akan membuat laporan pelaksanaan pemilihan rektor hari ini yang akan dikirimkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk diproses lebih lanjut. 

“Sebelum pelaksanaan pilrek, gedung Auditorium disterilkan. Di luar gedung dilakukan penyemprotan, dalam gedung atau ruangan yang digunakan dilakukan fogging cairan desinfektan tujuh jam sebelum pelaksanaan," kata Ketua Panitia Pemilihan Rektor, Prof. Dr. Moh. Farozin dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1). 

Ia melanjutkan, tempat duduk diatur dengan jarak lebih daripada standar. Semua yang hadir harus mengenakan masker standar kesehatan, dan selama dalam ruangan tidak diperbolehkan membuka masker.