Gudeg.net - Mbah Wahadi (79), penjual Burger "Dinar" tengah memasak daging isian burger di gerobak sepedanya ketika ditemui Gudegnet, Kamis (6/5) sore. Saat itu ia sedang berjualan di Jalan Kaliurang Km 6. Dengan perlahan, ia lalu mengiris sayuran, membolak-balik roti, dan membubuhkan saus.
Burger ala Mbah Wahadi kini makin jarang ditemui di Yogyakarta. Burger ini adalah burger jadul yang populer di tahun 90-an.
Profesi penjual burger digelutinya sejak 2004. Dulu, kata Mbah Wahadi, burger ini memiliki banyak armada. "Saya sendiri cari kerja ke mana-mana ndak dapat, dapatnya di burger. Jadi sampai sekarang saya pertahankan. Yang lain bubar, tinggal saya," tutur ayah tiga anak tersebut. Ia menambahkan, hubungannya dengan pemilik usaha sudah seperti kakak beradik.
Mengayuh gerobak sepeda dari ruko yang terletak di Jalan Kaliurang Km 12 menuju Km 6, dan kembali ke Km 12 di sore hari menjadi rutinitasnya.
Ia sendiri tinggal di ruko tersebut. Di ruko, dijual juga burger bersama bermacam dagangan, seperti hot dog dan yang lainnya.
Sejak dulu, burger yang ia jual tak mengalami perubahan berarti. Pernah suatu kali ia menggunakan keju sebagai isian, namun kini tidak lagi. Sebagai gantinya, ia kini menyediakan telur.
Mbah Wahadi berjualan Senin hingga Sabtu mulai pukul 07.00 hingga malam hari. "Tergantung pembeli. Kalau masih ada, biar jam 12 masih bisa," katanya. Setiap hari ia menyiapkan 100 burger. Terkadang, dagangannya laris diborong toko-toko di Jalan Kaliurang.
Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk mencicipi burger sederhana ni. Burger Dinar dapat dinikmati seharga Rp 8000 saja jika tanpa telur, dan Rp 11.000 jika dengan telur.
Di usia yang tak muda lagi ia masih semangat berjualan. "Pertama menjaga kesehatan. Kalau kita banyak gerak itu sehat. Kalau datar ndak masalah, 10-20 Km masih mampu. Tapi kalau tanjakan terpaksa harus kita dorong," katanya.
Kirim Komentar