Gudeg.net - Bantul memiliki berbagai kuliner legendaris, salah satunya Sate Kambing Pak Meyet yang terletak di Pulokadang, Canden, Jetis, Bantul.
"Kalau khasnya sini itu sate bumbu kacang," kata Giyamto, pemilik, yang juga menantu Pak Meyet (Dwi Harsono), kepada Gudegnet, Selasa (29/3).
Sate bumbu kacang, sate bumbu kecap, tongseng, dan tengkleng merupakan menu-menu favorit di warung ini. Selain itu, ada juga sate klatak, tongseng kepala dan juga gulai.
Ketika disajikan, daging sate sudah dilepas dari tusuknya. "Dari simbah dulu seperti itu. Kalau sate klatak nggak dilepas," katanya. Sate klatak di sini menggunakan tusuk dari bambu.
Giyamto menceritakan, kuliner ini bermula tahun 1982. Awalnya, Pak Meyet bersama ayahnya menjajakan sate ini dengan cara berkeliling, terutama saat ada pertunjukan seperti wayang dan ketoprak.
Sate Pak Meyet menempati tempat yang sekarang sejak tahun 2006. Sebelumnya, sejak tahun 1984 kuliner ini menempati tempat yang terletak tak jauh dari lokasi sekarang.
Mulai buka di pagi hari, warung sate ini banyak dikunjungi oleh para pesepeda, terutama di hari Sabtu dan Minggu. "Dari sebelum buka udah banyak yang nunggu," ujar Giyamto.
Meyet sendiri merupakan nama julukan. "Dulu kayaknya kalau wong tuwo biyen ngomonge terlalu ceking, meyet-meyet gitu lho, katanya. Aku juga nggak tahu," kata Giyamto sembari tertawa.
Untuk makan di tempat, sate bumbu kacang, sate bumbu kecap, tongseng daging, tongseng kepala dapat dinikmati seharga Rp 25.000, sudah termasuk minum dan nasi. Jika dibawa pulang Rp 20.000.
Sementara untuk sate klatak dapat dinikmati Rp 30.000 jika dimakan di tempat, dan Rp 25.000 jika dibawa pulang, tengkleng seharga Rp 20.000 untuk makan di tempat dan Rp 15.000 jika dibungkus.
Selain makan di dalam ruangan, pengunjung bisa makan di luar sambil menikmati pemandangan persawahan. Warung Sate Kambing Pak Meyet buka setiap hari pukul 7.30 hingga sekitar pukul 12.00-13.00.
Kirim Komentar