Kematian Ideologi dan Pencerahan Lewat Karya Seni

Oleh : anton / Senin, 00 0000 00:00

DAPATKAH SENI MEMBERIKAN PENCERAHAN atas kematian sebuah ideologi? Bila kita sejenak tengok Gelar Karya Perupa Cina dengan tajuk "Fruits of Change" di Bentara Budaya Yogyakarta selama seminggu ini (17/25 Januari), jawabannya (mungkin) dapat sekali. Melalui karya-karya seni rupa beberapa seniman Cina seperti Yang Jinsong, Zhou Chunya dan Ju Ming, kita , warga negara hukum, diperlihatkan pada suatu fenomena di mana ideologi komunis sosialis yang telah mengakar selama berabad-abad lamanya di negara Cina, ternyata perlahan-lahan mulai terkikis habis, seiring dengan perkembangan dunia seni rupa negara Tirai Bambu tersebut .

Menurut Sindhunata atas fenomena yang tengah terjadi, matinya ideologi terlihat dari keberanian para perupa dalam mengembangkan dunia seni rupa di negara komunis mereka. Tak ketinggalan kemampuan mereka dalam mengkritisi dan berdialog dengan budaya Barat lewat puluhan lukisan cat minyak di atas kanvas dan tujuh karya patung perunggu yang mereka pamerkan. "Dengan adanya komunikasi dalam tingkat global melalui kejadian-kejadian lokal antara seniman-seniman Cina dengan budaya Barat dalam karya-karya mereka, memperlihatkan suatu kenyataan bahwa seni telah memberikan pencerahan atas matinya ideologi mereka," jelasnya.

Tema-tema lukisan yang banyak menggambarkan kenaifan manusia dalam menertawakan dunia karena ketidakmampuan mereka dalam menghadapi persoalan zaman adalah contoh kongkrit adanya pembaharuan ideologi tersebut. Keadaan itu berbeda pada dua dasawarsa silam di mana masyarakat dan para pekerja seni Cina sering tidak mau terimbas oleh globalisasi yang terjadi. Perubahan yang dimulai tahun 80-an dan berlanjut hingga sekarang tersebut akhirnya membuat perkembangan yang berarti di dunia kesenirupaan mereka. Salah satu buktinya adalah dengan banyaknya pameran-pameran dan gelar budaya khas Cina yang digelar baik di hadapan publik sendiri maupun di luar Cina yang akhirnya membesarkan nama-nama mereka di dunia luar.

Indonesia yang telah dua kali menerima pameran dan gelar budaya Cina, seperti di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta pada Maret tahun lalu dan gelar budaya Cina di Yogyakarta seminggu ini, menurut Sindhunata, juga merupakan suatu bukti terkikisnya sebuah pandangan masyarakat Indonesia terhadap warga keturunan Cina yang tinggal di Indonesia. "Dengan kehadiran berbagai kebudayaan dan seni rupa Cina ke negara ini, mengikis pandangan masyarakat kita yang seringkali mempermasalahkan tentang orang yang dianggap pribumi dan non pribumi," paparnya. Karena itulah kegiatan pameran dan gelar budaya semacam ini akhirnya diharapkan dapat terus diselenggarakan di kemudian hari !

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini