Penjual Hewan Kurban Bertahan Hingga H+1
RUAS-RUAS JALAN DAN PASAR DI KOTA YOGYAKARTA, sebut saja Jln Kaliurang, Jln Colombo, Jln Timoho, Jln Magelang Jln Gejayan hingga pasar-pasar tradisional nampak berbeda sejak seminggu yang lalu. Aktivitas untuk memajang hewan kambing dan sapi menjadi daya tarik sendiri ketika menjelang Hari Raya Idul Adha. Pantauan GudegNet selama beberapa hari di lapangan mengungkapkan bahwa perjualan ternak mereka lebih mahal Rp 25 ribu hingga Rp 100.000 dari hari-hari biasanya. Makna yang diberikan oleh para pedagang sendiri sebab tiap orang dapat menaikkan harga dagangannya tanpa batasan harga.
Mbah Mul (76) saat ditemui GudegNet mengatakan bahwa yang ia tawarkan kepada pembeli relatif berbeda sehingga bisa mematok sesuai dengan pesanan. "Ada pembeli yang langsung datang ke kandang rumah saya karena sudah langganan sehingga harganya lebih murah. Tapi kalau yang nawarnya di pinggir jalan tentunya lain harganya," tukasnya. Mul berkata, untuk tiap item dagangannya (sapi maupun kambing) ia dapat mengambil keuntungan Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta.
Berbeda dengan Anjar (27) yang sudah tiga hari menunggu dagangannya di Jln Kaliurang. Ia berharap dagangannya bisa laku banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Saya sudah tiga tahun jualan kambing di sini mas, kalau untuk banyak tidaknya laku tergantung keberuntungan," tukasnya sembari menyebutkan puluhan pedagang yang berjejer sejak Senin (16/1). Anjar menyebutkan bahwa paling tidak bisa lebih mahal Rp 30 ribu sampai dengan Rp 50 ribu dari harga sehari-hari, mas," ungkap pria berasal dari desa Sinduharjo Sleman.
Untuk sapi sendiri tentunya memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan kambing. Harga sapi yang ditawarkan kepada pembeli oleh Widayat (32) sangat beragam, mulai dari yang berharga Rp 15 juta untuk tiap ekornya hingga sapi seharga Rp 5 juta per ekor. "Kalau kambing itu harga pasarannya tahun ini pas Idul Adha ya hanya antara Rp 350 ribu sampai Rp 850 ribu. Widayat mengatakan, keuntungan yang dapat diambil untuk tiap hewan kurban dapat mencapai Rp 100.000 per ekor. "Tapi kalau pas sepi ya hanya bisa ambil untung Rp 25.000 tiap ekor. Belum lagi kalau sudah lewat Hari Raya Idul Adha, yang jelas bisa turun lagi harganya," tukasnya.
Membandingkan dengan tahun lalu, Anwar (46), dalam sepekan saja hewan dagangannya mulai sapi sudah laku 28 ekor dan kambing 60 ekor. "Seekor sapi laku jual paling rendah Rp 3,75 juta dengan berat 50 Kg dan Rp 5,5 - 6 juta dengan timbangan 100 Kg," ungkapnya. Tidak setinggi harga sapi, hewan kecil baik itu kambing maupun domba Nyonya Subaedah (45) berani memberi harga rendah berkisar Rp 600 ribu - Rp 900 ribu per ekor. Menurutnya, sepinya pembeli hewan kurban tahun ini disebabkan oleh issue virus flu burung, antraks dan PMK (penyakit mulut dan kuku).
Itu pun dialami oleh Abidin (34) yang berjualan di Jln Colombo. Selama 7 hari, kambingnya baru laku 8 ekor, sementara tahun 2003 dalam beberapa hari saja sudah bisa menjual 20 - 40 ekor. "Tahun ini saya tetap pakai harga lama untuk kambing sebesar Rp 600 ribu per ekor," imbuhnya. Jika dagangannya tidak terjual semua hingga Hari Idul Adha usai, ia mengaku akan mengalami kerugian hingga Rp 500 ribu setiap ekornya.
Kirim Komentar