Seniman Madura Unjuk Gigi di Yogyakarta
BERPAKAIAN BATIK DAN KOPYAH, Soemadji NAMPAK MASIH KELELAHAN setelah melakukan perjalanan panjang dari Surabaya menuju Yogyakarta dengan angkutan bus. Dengan 57 lukisan karya tahun 2000 dan masih terhitung "gress", memang sengaja ia persiapkan untuk pameran tunggalnya di "Posnya Sambung Seni" Kasihan Bantul. Pameran tunggal yang berlangsung dari 28 Februari hingga Maret 2004 mendatang hanya menampilkan lukisan-lukisan yang kental dengan nuansa Madura dengan warna yang khas dan beranekaragam.
Dalam jumpa pers (25/2) siang yang diselenggarakan di Posnya Seni Godod Kasihan Bantul milik Drs Godod Sutejo tersebut juga dihadiri oleh Untung dan Parno dari Surabaya sebagai pendamping dalam pameran tunggal dengan tajuk "Nuansa Madura Plus".
Selain Sambung Seni, Godod menyulap rumahnya untuk dijadikan ruang pameran untuk ajang berkesenian. "Di tempat saya, karya seni dapat dilihat oleh teman-teman seniman dan juga masyarakat umum," tegasnya. Kembali berbicara tentang Sambung Seni, Godod sebagai penyelenggara menggelar pameran tunggal Soemadji yang sudah lama bermukin di Madura. Seluruh lukisannya mengangkat keindahan alam, tatanan kehidupan masyarakat, adat istiadat serta kebudayaan yang berkaitan dengan Madura dan tentunya akrab dengan kehidupan pelukis.
Soemadji sendiri dalam melukis memang sengaja nge-gas karena ia baru saja pensiun menjadi guru pada tahun 1995. Setelah itu, ia mengisi waktu luang dengan melukis yang tiap harinya selama 20 jam khusus untuk jenis seni lukis. Datangnya Soemadji ke Yogyakarta ternyata menciptakan momen nostalgia bagi beberapa seniman yang tergabung dalam "Sanggar Bambu". Sanggar tersebut juga akan mengisi dalam pembukaan pameran tunggal dengan menampilkan lagu syair ciptaan mereka sendiri.
Menyinggung mengenai nama Prof DR H Mahmud MD, Godod lebih lanjut mengatakan bahwa nama Mahmud merupakan nama yang familier dengan orang Madura dan terkenal di Kota Gudeg ini. "Tentunya dengan Mahmud membuka pameran tersebut akan menarik perhatian teman-teman di Surabaya dan Madura. Mereka juga menyempatan diri untuk datang pada malam pembukaan," tukasnya. Parno, Cak asal Klaten yang lama menetap di Madura karena ajakan Soemadji untuk mengenal Madura lebih dekat hingga medapatkan tambatan hati disana juga ikut mengisi kekosongan di sudut ruang pameran dengan karya keramiknya.
Ketika ditanya oleh wartawan mengenai karya lukis kesukaan Soemadji, ia mengatakan bahwa karya berjudul "Menang" (67x97cm, cat minyak di atas kanvas) berbicara tentang karapan sapi dengan dengan dilatarbelakangi oleh orang-orang sebanyak 40 orang. "Yang susah di lukisan itu adalah membuat komposisi yang pas karena harus meletakkan orang sebanyak 40 orang agar sesuai dengan lukisan di depannya. Tidak mudah buat saya apalagi tokoh yang terlibat banyak sekali," lanjutnya.
Secara pasti, Soemadji ingin dunia seni mengetahui bahwa Madura menyimpan potensi yang dapat digali, diselami dan diaktualisasikan ke atas kanvas. "Dan saya juga ingin membangunkan individu Madura yang memiliki jiwa seni tinggi untuk segera membuka mata, melangkahkan kaki serta memasuki jagat seni rupa yang selama ini didominasi oleh masyarakat daerah lain," ucapnya. Pameran tunggal ini merupakan kegiatan ke empat di Sambung Seni yang sejak awal berkomitmen memberikan wadah bagi seniman untuk menampilkan karya mereka kepada publik.
Beliau sangat perhatian sekali kepada para murid yang berbakat seni... Memberikan hak sepenuhnya untuk berbuat dan berkarya bebas... Anehnya beliau amat sangat hafal kepada guratan masing-masing murid... Suatu hari sayyaaah membantu mengerjakan tugas melukis teman yang tidak sekelas di SMAN 1 BANGKALAN... padahal sudah sayyaaah robah cara melukisnya... Eeeech... Ketahuan juga teman cuma ditanyakan ini dibuat sendiri yaaach... dijawab sama temen iyaaa... Pak... Saya melukis sendiri... Langsung diberi kertas gambar dan cat air disuruhnya teman saya itu melukis langsung... Apa yang terjadi... Pak Soemadji langsung bilang... Lhooo... Kok bagusan yang langsung melukis... daripada yang ini... Sambil menunjukkan hasil lukisan sayyaaah itu... dan langsung beliau bilang ini karya lukisnya Hidrochin Sabarudin yang di kelas II IPS 1 itu kan... ?!? Dengan senyum menyeringai balik bertanya teman itu... Lhooo... Bapak kok tahu... ?!? ðŸ˜
Kirim Komentar