Pembacaan Cerpen Danarto oleh Landung dan Ratih Sang

Oleh : Aqidah / Senin, 00 0000 00:00

KEHANDALAN LANDUNG R. SIMATUPANG sebagai aktor dan penyair dibuktikan pula dalam pembacaan cerpen Danarto yang diselenggarakan oleh Penerbit Mahatari dan Kedai Kebun Forum, Jln. Tirtodipuran No. 3 Yogyakarta, Sabtu (6/3) malam. Acara ini banyak dihadiri oleh para pecinta sastra, tak hanya mahasiswa tetapi juga beberapa pasang usia paruh baya yang datang bersama keluarga. Tak tampil sendirian, kali ini Landung berpartner dengan Ratih Sang, seorang mantan peragawati yang aktif pula dalam kegiatan sastra seperti membaca puisi.

Setting sederhana sebuah kursi dan background koran tak membuat penonton gusar dengan pertunjukan ini. Ratusan penonton yang duduk lesehan mengelilingi panggung mini itu tampak antusias mendengarkan pembacaan 3 cerpen Danarto oleh Landung yang adalah seorang aktor, sutradara, dan sastrawan, dari 2 kumpulan cerpen yaitu "Jibril" dan "Sandiwara Dia Atas Sandiwara".

Bercerita tentang malaikat Jibril yang mengejawantah dan memecahkan genting sekolah. Jibril mendatangi anak-anak di sekolah dan tukang kebun. Hal ini diironikan dengan Jibril yang menjelma melalui asap, udara, angin dan daun-daun kering. Jibril memaksa kita memaknai bahwa ia ada dengan cara apapun. Kehandalan Landung sebagai aktor juga terlihat dari gaya membaca cerpen yang teatrikal. Penonton seringkali tertawa melihat gaya bercerita Landung.

Ratih Sang, yang sempat realease sebuah buku berjudul "Kata Mata Hati" kali ini membaca "Belimbing" tentang nasib tiga sekawan pengamen bernama Jamat, Samer, dan Kalbi yang dijebloskan ke sel. Jamat yang membawa sebuah belimbing mengaku belimbing itu pemberian Rasulullah. Akhirnya belimbing itu menjadi rebutan antara Jamat dan penjaga sel.

Setelah penampilan Ratih yang lebih bersahaja dengan berkerudung kombinasi warna peach dan ungu malam itu, Landung membawakan "Sandiwara Dia Atas Sandiwara" yang dibuat Danarto pada tahun 1968. Cerpen yang cukup panjang ini bercerita tentang perjuangan manusia dalam hidupnya lewat karakter Lutras yang akan mementaskan Hamlet. Ia mendapat tantangan dari masyarakat yang lebih suka pementasan Popok Wewe daripada Hamlet. Improvisasi Landung banyak terlihat dalam repertoir ini.

Dalam pengantarnya, pihak penerbit Mahatari mengatakan bahwa cerpen Danarto membawa sesuatu yang terlihat menjadi tidak terlihat. Pembacaan cerpen kali ini juga menyiratkan hubungan manusia dengan Tuhan tetapi tidak secara langsung. Kemeriahan acara ini terlihat hingga melewati pukul 22.30 WIB saat GudegNet (terpaksa) meninggalkan tempat pertunjukan. Danarto tampak sedang berdiskusi dengan beberapa penulis muda. Tampak hadir pula Ayu Utami, seorang penulis muda yang fenomenal dengan karya Larung dan Saman beberapa tahun terakhir ini.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini