Film Dokumenter sbg Upaya Pembelajaran Sejarah Bangsa

Oleh : Aqidah / Senin, 00 0000 00:00

FILM-FILM MASA LALU DIANGGAP PENTING untuk melihat sebagian latar belakang kehidupan manusia. Misalnya film-film dokumentasi yang menjadi catatan sejarah tidak bisa dihapus oleh manusia, karena telah terekam dan menjadi saksi sejarah perjalanan manusia dan kebudayaannya. Kekuatan film dokumenter terletak pada berbagai unsur data antropologis, sosial, kehidupan budaya yang lekat dalam obyeknya. Garin Nugroho, salah satu sineas berbakat juga mengomentari film seperti layaknya bahasa yang harus terus dilatih dan diucapkan. Apalagi untuk suatu film yang memuat nilai-nilai, tentu butuh keberanian untuk mengupasnya, membuatnya dan kemudian memutarnya.

Film-film yang diputarkan pada Pekan Film Tempo Doeloe adalah sebagai upaya untuk belajar dan menghargai sejarah masa lalu. Hal ini juga dicermati oleh Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta yang memutar Pekan Film Tempo Doeloe awal bulan ini. Pada pemutaran film ini publik bisa melihat seorang seniman Belanda Vincent Monnikendam memanfaatkan elemen visual data-data sejarah yang disusun ulang berdasarkan interpretasi subyektif dan menjadi karya baru, karya yang lepas dari asalnya dan menjadi sebuah pendekatan post-modernisme yang mewakili kekinian atas data-data yang dibuat dan disediakan oleh manusia lainnya.

Salah satu film yang diputar setiap hari pada empat hari tayangan pekan film ini adalah film berjudul "Mother Dao-The Turtlelike" yang ditampilkan dalam format film hitam-putih berdurasi 85 menit dan diproduksi pada tahun 1995. Film yang diproduksi oleh The Dutch Cultural Broadcasting Promotion Fund adalah hasil karya rekontruksi atas dokumentasi bangsa Indonesia saat penjajahan Belanda yang dikumpulkan oleh Vincent selama dua puluh tahun di berbagai perpustakaan dan arsip film.

Vincent berusaha merangkum berbagai mitologi dan cerita-cerita di belakang gambar-gambar film yang disusunnya tanpa dialog. Hasilnya, film ini memenangkan lebih kurang 30 penghargaan di berbagai festival film documenter sejak tahun 1996 hingga tahun 2000. Sebuah film yang multi interpretative sebagai karya dokumenter yang layak ditonton oleh generasi muda. Sayang sekali, pihak Taman Budaya tidak menunjangnya dengan publikasi yang mendukung.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini