Ironi Romantisme Zaman Hindia Belanda dalam "Mooi Indie"
ADALAH SEBUAH SINDIRAN UNTUK PARA PELUKIS ZAMAN DULU, YAITU "MOOI INDIE 1882", yang berarti "Keindahan Indonesia 1882" dan ditujukan pada pelukis yang hanya melukis romantisme pemandangan, bangunan-bangunan indah dan kehidupan pribumi dengan kemolekan gadis-gadisnya di bumi pertiwi yang dahulu disebut Hindia Belanda. Para pelukis Mooi Indie yang hidup sekitar akhir abad 19 hingga awal abad 20-an tersebut sepertinya tidak mau tahu betapa realita saat itu tidaklah seindah yang digambarkan dalam karya-karyanya, yakni perang yang tak berkesudahan antara orang-orang pribumi dengan bangsa mereka.
Lewat lukisan-lukisan realis eksotis yang kadang lebih diperindah dari aslinya tersebut, para pelukis Mooi Indie seperti J.C Rappard yang 25 karya repronya dipamerkan di Bentara Budaya, Jl Suroto Kotabaru mulai malam ini (5/5) hingga 13 Mei mendatang, menurut Dr. Agus Burhan yang membuka pameran seperti ingin membangun sebuah romantisisme idealis dari keterpisahan obyek dan subyek, kesadaran dan ketidaksadaran. " Ketika menikmati keindahan yang ada di Hindia Belanda pada waktu itu, mereka seperti menikmati sebuah surga yang hilang. Suatu hal yang berbeda dengan kenyataan di dunia sekitar mereka," jelasnya.
Lukisan Mooi Indie pada dasarnya adalah sebuah ekspresi dari bentuk manifestasi para perupa untuk membekukan alam idealisme yang mereka punyai. "Dari karya-karya repro yang dipajang pada pameran kali ini, kita bisa melihat bahwa ternyata sebuah romantisme bisa membekukan idealisme para pelukis Belanda pada masa itu dengan berbagai aliran yang mereka punyai," ungkapnya. Hal tersebut bisa terjadi karena romantisme sendiri yang bisa menempel ke dalam gaya lukisan apapun.
Dengan memakai kaidah realisme Eropa yang molek dan tema yang jauh dari kritik sosial politik, lukisan repro dari Rappard yang aslinya sendiri diperkirakan berada di Belanda semisal "Beringin di Kebun Raya Bogor", "Istana Gubernur Jendral", "Perempuan Mencuci", "Jalan Di Gunung", "Telaga Bodas", dan sebagainya dalam pameran ini seperti menyadarkan pada kita betapa keindahan Hindia Belanda yang mengandung keterpisahan realita dan idealisme, mampu membangun sebuah semangat romatisisme yang akan membawa kita ke indahnya alam surga.
Kirim Komentar