Aksi Penangkapan dan Perlawan Warnai Penyitaan Angkringan di Malioboro

SEJAK KAMIS (13/5) PAGI, BEBERAPA ELEMEN DAN PAGUYUBAN PEDAGANG ANGKRINGAN sudah nampak berkumpul di ruas-ruas Jl Malioboro menyambut kedatangan Dinas Trantib dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Penyambutan tersebut berupa penolakan terhadap penataan pedagang angkringan untuk dipindahkan ke sebelah timur jalur Maliboro agar tidak berjualan di badan jalan.

Muncul perbedaan persepsi dari kedua pihak, membuat keadaan semakin memanas. Sejak pk. 10.00 WIB, terjadi lobby antara petugas trantib dengan beberapa wakil para pedagang angkringan. Namun lobby tersebut tidak menemukan titik temu dan terpaksa dua grobak angkringan diangkut ke truk. Perlawan sempat terjadi dari pemilik dagangan itu sendiri maupun rekan yang lainnya.

Belum lagi penangkapan 5 aktivis oleh pihak keamanan karena dianggap menghalangi kerja dinas trantib dalam penanganan penataan PKL. Dari sisi PKL sendiri, bahwa pengangkutan gerobak tersebut dilihat sebagai bentuk penyitaan bukan penataan. Insiden tersebut terus memuncak bahkan sempat memacetkan lalu lintas yang terjadi di Jl Malioboro hingga Jl A Yani.

Tak kuasa melawan, dua gerobak diangkut dan pemiliknya dapat mengambil dagangannya di kantor Dinas Trantib yang terletak di kompleks Balaikota Yogyakarta. Dari pihak trantib sendiri, para PKL tersebut sebetulnya sudah melanggar peraturan daerah mengenai ketentuan berjualan, dan menggelar dagangan di badan jalan. Namun para pedagang angkringan tidak mengindahkan hal tersebut padahal beberapa waktu sebelumnya telah dilakukan sosialisasi di masing-masing paguyuban PKL yang ada di kawasan Malioboro.

Namun, pada pk 15.00 WIB, para pedagang angkringan kembali menggelar dagangannya di tempat yang sama walau pagi harinya sudah diperingatkan untuk tidak berjualan di badan jalan karena mengganggu lalu lintas dan mengurangi keindahan kawasan Malioboro tersebut. Kejadian pengangkutan gerobak ternyata tidak memberikan efek pada pedagang lainnya untuk tetap beroperasi. Kebutuhan perut untuk mendukung kehidupan sehari-hari rumah tangga kadang lebih menang daripada ikut aturan yang berlaku demi kepentingan bersama.