KBK Giring Siswa Lebih Individual
PEMBERLAKUAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) bertujuan menggiring siswa lebih menguasai materi baik secara akademik, sosial, religius hingga emosional. Mata pelajaran yang tergabung dalam normatif-adaptif mendorong siswa untuk menguasai kompetensi tersebut. "Mata pelajaran itu harus dikemas bagaimana anak-anak tidak sekedar menguasai secara teori tapi juga aplikasinya di masyarakat," tukas Drs Darno MA Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta kepada GudegNet Sabtu (7/08) pagi.
Darno menambahkan, penilaian yang muncul di raport memang tidak berupa angka namun huruf dari A hingga D. "Sebetulnya ada konversi untuk tiap huruf dan hanya perubahan dalam bentuk pemberian nilai dalam bentuk range," tambahnya. Dalam tahun pertama pelaksanaan KBK, pihak dinas belum memberikan evaluasi terhadap kurikulum baru tersebut. Menyinggung mengenai perbedaan kurikulum lama dengan yang baru, menurut Darno, untuk kurikulum baru terdapat kriteria unjuk kerja sehingga terukur.
"Ada satu konsep yang berbeda adalah jika sudah KBK maka prinsip master learning, yang berarti suatu pembelajaran bahwa anak yang bersangkutan secara individual tidak diperkenankan untuk melanjutkan pada tingkat selanjutnya jika pembelajaran itu belum tuntas," tukasnya. Darno juga mengatakan bahwa prinsip kedua KBK membuat siswa dalam pembelajaran yang sifatnya individual sehingga dalam KBK dilaksanakan secara lurus maka tidak dapat memungkiri kedua prinsip tersebut.
Secara spesifik, individual bagi Darno berupa pengataman guru memperhatikan perkembangan masing-masing siswa. "Semua kan biasanya memperhatikan anak secara klasikal mulai dari ulangan bareng hingga nilainya bareng. Sekarang tidak, setiap individu tidak sama dalam hal kecepatan pembelajaran sehingga ada yang fast learner dan slow leaner," imbuhnya.
Kirim Komentar