Optimalkan Diri dengan Multiple Intellegence
KECERDASAN SESEORANG TIDAK BISA HANYA DIUKUR dari hanya dari faktor genetika saja. Walaupun bukan berarti hal tersebut tidaklah penting, namun cerdas atau tidaknya seseorang sekarang ini ternyata tidak hanya dipengaruhi besar kecilnya IQ yang dimiliki serta berkualitas tidaknya gen yang dimilikinya.
Belum tentu manusia yang ber-IQ tinggi, otomatis dia akan pintar di segala bidang. Latar belakang seseorang, dalam hal ini kehidupan masa kecilnya ternyata sangatlah mempengaruhi kemampuan manusia dalam mengoptimalkan bakat-bakat yang dipunyainya. Masa emas anak-anak, yakni 6 tahun pertama kehidupan mereka adalah waktu terbaik untuk membentuk kecerdasan tersebut, karena pada tahun-tahun tersebut syaraf-syaraf otak berkembang cepat hingga 80%. Dengan bantuan orang tua yang proaktif dalam mengasuh anak-anak tersebut nantinya akan membuat sang anak menjadi pribadi yang kreatif dan berkualitas.
Dr. Andyda Meliala, seorang pakar pendidikan anak-anak dalam seminar "Anak AJaib" di Hotel Mercure, Jl Jendral Sudiman (14/8) mengatakan bahwa ada 9 bentuk kecerdasan anak-anak yang lebih dikenal dengan kecerdasan majemuk atau Multiple Intellegence yang bisa dioptimalkan, diantaranya adalah kecerdasan verbal-bahasa yang merupakan suatu kemampuan berkomunikasi anak-anak sejak berumur kurang dari 2 tahun. Orang tua sebagai pendidik pertama harus secara proaktif berkomunikasi dengan bahasa yang benar dengan sang anak, baik lewat dialog terus-menerus maupun lewat gambar-gambar yang menarik perhatian mereka.
Yang kedua adalah kecerdasan matematika-logika yang dirangsang melalui berbagai permainan matematis tanpa perlu memaksa mereka dengan hitungan-hitungan yang sukar. Cukup dengan belajar menghitung jari-jari. Kecerdasan imajinatif juga perlu ditingkatkan dengan bercerita dan mengajari mereka menggambar serta mengenali warna. "Yang perlu diingat adalah memberikan pujian pada hasil karya mereka sehingga si anak akan merasa bangga dan percaya diri," papar Andyda.
Musik adalah bahasa internasional. Dengan musik kita bisa mengungkapkan segalanya yang mungkin tak dapat diucapkan dengan kata-kata. Lewat musik, terutama musik klasik akan membangkitkan berbagai macam emosi yang dipunyai anak-anak serta merangsang perkembangan IQ. Karena itulah dianjurkan agar si ibu mendengarkan musik sejak anaknya masih berada di kandungan. Sosialisasi terhadap lingkungan yang merupakan pengembangan kecerdasan interpersonal serta lingkungan natural juga diperlukan agar si anak dapat memahami perasaan, temperamen dan keinginan orang lain serta lingkungan sekitarnya. Namun sebelumnya mereka juga harus dikenalkan pada kecerdasan intrapersonal agar mereka lebih dulu memahami dan dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri.
Yang tak kalah penting adalah kecerdasan fisik, lingkungan dan spritual. Dengan kemampuan diri secara fisik maka akan meningkatkan kekebalan, ketrampilan psikomotor dan kepercayaan diri si anak. Sedangkan kesadaran akan relasi mereka dengan Sang Pencipta diperlukan agar anak-anak menghargai makna kehidupannya sebagai bagian dari rencana Tuhan untuk kebaikan seluruh umat manusia dan demi kemuliannNya. Contohnya lewat rutinitas spiritual yang dilakukan oleh keluaraga setiap harinya.
Ditambahkan secara singkat oleh salah satu pakar pendidikan, Dr. Taufan Surana, peringkat Indonesia di Human Development Index (HDI) atau Kualitas Manusia yang berada di posisi 111 dari 175 negara di dunia, jauh dibawah Malaysia, Filipina atau bahkan Vietnam dapat ditanggulangi dengan penciptaan generasi muda yang kreatif, cerdas dan tangguh melalui peningkatan kemampuan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak sejak dini. Dengan demikian kita akan dapat mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lainnya," paparnya.
Kirim Komentar