Far Familiar Shore, Sebuah Biografi Multimedia Walter Spies

Oleh : Aqidah / Senin, 00 0000 00:00

KEINDAHAN ALAM DAN KEBUDAYAAN MEMPUNYAI PESONA tersendiri bagi wisatawan asing. Memori kolektif mereka tentang negara kepulauan yang eksotis memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang pernah mengunjunginya. Sebuah proyek teater multimedia berjudul Far Familiar Shores akan menjadi pertunjukan teater keliling dunia yang berkesempatan dipentaskan di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta dari Selasa hingga Rabu (21-22/09). Pementasan ini akan berlangsung atas kerja sama EventProduktion Fachhochschule Konstanz dengan Jurusan Komunikasi Asia.

Far Familiar Shore sebelumnya sempat dipentaskan di Spanyol pada Maret 2004 dan di Konstanz pada Juni 2004. Di Indonesia pementasan ini akan digelar di 3 kota yaitu Bali, Yogyakarta, dan Bandung. Proyek teater ini adalah sebuah kolase pertunjukan biografi lewat multimedia yang menampilkan tahapan kehidupan dan pekerjaan komponis, antropolog dan pelukis yang sangat berperan dalam dialog budaya antara Eropa dan Asia, Walter Spies (1895-1942) yang sampai saat ini belum begitu dikenal di Eropa.

Ada yang menarik dari seniman serba bisa Walter Spies yang pada tahun 1923, meninggalkan Jerman dengan tujuan Jawa. Setelah bekerja serabutan sebagai pemain piano di kedai minum dan piano pengiring film-film di China, ia mendapat kehormatan dari Sultan untuk memimpin orkestra musik Eropa di Yogyakarta. Secara intensif ia menekuni dan mempelajari tarian Jawa dan musik gamelan yang ia terjemahkan dalam sistem notasi Eropa. Berkat kreatifitasnya pula kini banyak komposisi-komposisi inovatif yang terus dikembangkan oleh komponis-komponis Eropa dan Amerika.

Spies juga sempat tinggal di Bali dan menekuni gamelan Bali. Ia bekerjasama dengan seniman-seniman Bali mengembangkan aliran surealisme dalam lukisan-lukisan bertemakan mitologi, budaya dan kehidupan sehari-hari di Bali. Ia menjadi ahli yang diakui secara international di bidang musik, senirupa, tarian, dan hal-hal yang berhubungan dengan etnik dan bidang ilmu pengetahuan alam. Namun ia tewas di kapal ketika menuju pengasingan di Ceylon dibom oleh tentara Jepang saat Perang Dunia II.

Pementasan yang disutradarai oleh Gerard Dressel bekerjasama dengan penata musik dan tari Drs. Kuswarsantyo, M. Hum ini akan ditampilkan dalam 3 bahasa yaitu Inggris, Indonesia, dan Jerman. Naskah pementasan ini antara lain juga diilhami oleh theater-avangardist Perancis Antonin Artaud tentang teater Bali yang sampai sekarang masih mempengaruhi teater modern. Pertunjukan ini menjadi salah satu referensi yang baik tak hanya bagi para pencinta teater tetapi juga dapat sebagai bahan perenungan tentang apresiasi bangsa Eropa terhadap bangsa kita yang ternyata memberikan berbagai inspirasi bagi perkembangan kesenian dan kebudayaan.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini