Rave Party ala Parkinsound`04 Global Underground
Jeffry (9), Sasongko (14) dan Utama (10) ... sekilas kulihat anak-anak kecil itu ikut bermandikan siraman laser system diiringi hantaman pada gendang telinga mereka dari soundsystem berkekuatan puluhan ribu watt ala PARKINSOUND`04 Global Underground (9-10/10) di pelataran belakang candi Prambanan Yogyakarta. Selama hampir enam jam, tiga anak kecil yang seharusnya sudah bobok manis itu, sesekali menggoyangkan kepala dan tubuh kurus dan berdaki, mencoba mengikuti hentakan bebunyian sythesizer Electrofux (dibaca = Rudolph Herdiman!). Aku sadar detik itu, pesta baru berjalan setengahnya.
Berdasar info publikasi cetak Performance-Fucktory, gerbang menuju rave party mulai dibuka pukul 20.00 WIB dan acara baru digelar satu jam kemudian. Tapi ketika aku datang di paruh waktu kedua, ternyata Melancholic Bitch featuring Vanda telah usai. Terselip sedikit penyesalan ketika menyadari bahwa kolaborasi dari DJ Vanda with advance technique in scratching dan segerombolan lelaki with destructive performance on stage terlewatkan!
Namun ketika kudekati main stage, KOIL sedang memanaskan lapangan rumput candi Prambanan. Disebut-sebut sebagai band metal industrial asal Bandung, KOIL sepertinya tidak banyak berubah sejak 1997 dengan eksplorasi segala bunyi dari gemericik air hingga suara yang menyerupai lembaran besi yang disobek. Tiga buah repertoar dari "Megaloblast" kucoba nikmati ".. aku adalah arsitek ... aku adalah pionir .." Tapi malam itu cukup berbeda dari bayanganku saat KOIL pentas di kota Bandung, berada di tengah-tengah lautan headbangers yang menyisakan sejengkal panggung bagi Otong, Imo, Doni, dan Leon untuk bergerak.
Selepas KOIL, aku menuju ke second stage tempat DJ Rhino sedang ber-turn tablism. Sempat tersandung batu dan beberapa tubuh manusia yang menggeletak di tanah rumput sebelum akhirnya berhasil merapat di panggung yang dikerubuti beberapa puluh manusia saja. Mungkin karena masih sore. Permainan DJ Mixing dari Reborn ini selalu kental dengan nuansa trance yang memang ditunggu-tunggu fans-nya. Aku sempat mengikuti tempo dan beat yang menaik dengan bantuan ethnic sounds dan memaksa perempuan-perempuan seksi untuk tidak berhenti bergerak. "Nice move, girls" umpatku dalam hati.
Dari kejauhan aku melihat Homogenic menyelesaikan repertoar electro pop-nya dan segera disusul oleh Electrofux. Kuputuskan untuk kembali ke main stage karena Second Floor akan menyambung dengan electronic live performance act. Di tangan Andi dan Ari Wulu, aliran elektron dan listrik berubah menjadi ritme yang naik turun walau sedikit monoton dan tidak bisa untuk dance apalagi trance. Konon katanya, mereka berdua menggunakan sythesizer bikinan sendiri, "djonedthesizer", untuk menciptakan bunyi tertentu yang mereka mau. CMIIW.
Tapi aku sendiri sudah hampir trance karena begitu Second Floor selesai, Agrikulture menyambut dini hari di pelataran candi Prambanan dengan beat dan rhytm yang jauh beda namun sangat akrab di telinga clubbers baik Bandung, Jakarta, maupun Jogja. Maka tumpah ruahlah lautan manusia mengombak di hadapan Anton, Aditya, dan Hogi. Dan sepertinya, rave party ala Parkinsound`04 Global Underground baru saja dimulai karena semakin lama semakin sesak rasanya dance di depan main stage.
Saat kembang api dinyalakan bersamaan dengan live PA Agrikulture, aku mencoba undur mencari udara segar yang jauh dari himpitan manusia trance. Melongok ke atas langit Kota Gudeg yang sedikit mendung. Namun sudut mataku tak mampu menghindar dari bayangan tiga anak kecil di samping kananku. Ternyata mereka masih bertahan di tempat tadi pertama kulihat. Mereka tertawa-tawa menunjuk kembang api yang membuyar indah sekali mewarna-warni.
Kudekati mereka dan menyapa ibaratnya teman se-rave party. Dari pada sok dewasa dan melotot ke mereka, lebih baik sejenak ngobrol. Ada yang mengaku dari kota Semarang atau Delanggu atau desa Bogem (sebelah candi Prambanan). Aku tak ingat. Iseng kuceletuk "Gimana, dhik. Seneng yah ama acaranya?" tanyaku asal-asalan. Tak kusangka jawaban mereka mengejutkanku "Ah masih ramean rave party yang kemaren, mas"
Aku pun langsung ngeloyor pergi sambil menyumpahi tiga anak kecil itu!
Kirim Komentar