(Kuratorial) Dari Residensi Melihat Semangat Seni Rupa Yogyakarta

Oleh : Aqidah / Senin, 00 0000 00:00

SUJUD DARTANTO, KURATOR MUDA BERLATAR SENI KRIYA mengawali karir sebagai seorang penulis dan kini namanya mulai banyak terlibat dalam pameran-pameran besar di kota Gudeg ini. Ia yang juga seorang penggiat Visual Culture Studies di Outmagz Circle Community pernah mengikuti Asia Link “Writing and Practice in Residence Program” di Institute of Modern Art, Galeri Seni Kontemporer dan Fussion Gallery, Galeri Keramik Seni, Brisbane, Australia pada tahun 2003. Masih tentang kuratorial, Sujud berbagi kisah pada GudegNet di halaman Outmagz, Jln Nagan Tengah No 8 Yogyakarta pada sebuah sore.

Peran sebagai kurator dipilih Sujud sebagai ladang menggiatkan seni rupa di Yogyakarta. Peran kurator masih minim dibandingkan dengan banyaknya seniman baik pelukis, pematung, pegrafis, hingga seniman multimedia dan instalasi. Tak dapat disangkal ternyata seni rupa membutuhkan peran kurator dalam memajukan seni rupa di Indonesia.

Secara umum tugas seorang kurator adalah melakukan tindakan mengkurasi, menyeleksi hasil karya dan mengidentifikasi kecenderungan visualnya. Dari dua cara mengkurasi yaitu metode Bottom-Up (induktif) dan metode Top-Down (deduktif), Sujud ternyata lebih memilih metode yang pertama. Metode ini dirasanya lebih sulit tetapi lebih menarik dan seringkali digunakan dalam gaya kuratorialnya. Bottom-Up melepaskan keinginan untuk merancang sebuah ide atau tema besar pameran dengan lebih dahulu melihat hal yang ada di lapangan. Dapat dikatakan pula bahwa mencermati kecenderungan gaya visual seorang seniman memerlukan waktu lebih lama daripada sekedar mengundang seniman untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah pameran.

Berbagai tahapan dilalui hingga sampai kurator mampu berdialog dengan seniman secara intensif sebelum mengundangnya berpameran. Proses yang dilalui tak cukup sampai pada seleksi karya yang memakan waktu satu dua bulan tetapi idealnya rentang waktu proses itu dapat memakan waktu hingga 6 bulan dengan melakukan pendampingan sebelum pameran. Pengamatan terhadap suatu karya secara mendalam itu juga dilakukan sehingga suatu karya tidak kehilangan konteks dalam sebuah pameran.

Praktek seni rupa di Indonesia sedikit banyak berpengaruh pula pada budaya kuratorial dan bagaimana conducting sebuah pameran. Dikomparasikan dengan peran kurator di negara lain yang telah memiliki private curator pada museum dan galeri, di Indonesia kurator sengaja dipilih untuk kepentingan gallery-owner. Sujud yang menjadi kurator dalam pameran Seni Rupa bertajuk “Reply” dalam Festival Kesenian Yogyakarta tahun lalu dan pameran Seni Kriya Kontemporer bertajuk “Objecthood” di Taman Budaya bulan lalu ini mencoba meniru etos kerja budaya Australia yang telah mentradisikan dan mengumpulkan data-data seniman, menciptakan standarisasi dalam sistem kuratorial yang ditanganinya, dan mempunyai role model sehingga dapat expose keberadaan betapa penting seorang seniman di masyarakat.

Di Indonesia sendiri, dikatakannya kesadaran untuk mendokumentasikan karya baru terjadi beberapa tahun terakhir. Infrastruktur yang telah terbentuk di sana menyebabkan pula terjadi hubungan yang baik antara seniman, galeri dan sponsor. Segitiga simbiosis mutualisme ini menjadikan seni rupa ada dalam suasana yang bersinergi. Suasana profesional itulah yang berusaha dikontribusikan Sujud untuk seni rupa kota ini.

Sebagai kurator yang notabene telah mempunyai otoritas yang besar Sujud tetaplah menyebutkan 3 nama kurator yang menjadi idola dan tempat untuk belajar. Apinan Pusyanandha, warganegara Thailand yang menjadi kurator dalam Asia-Pasific Triennal selalu dicontohnya dan dicermati gaya kuratorial serta cara-cara menangani masalah yang ada ketika sebuah pameran digelar. Dua nama lain yang disebutkannya adalah Jim Supangkat (senior independent-curator dan redaktur TEMPO) dan Agung Hujatnikajennong (curator Selasar Sunaryo Art-Space). Tak hanya berperan dalam pameran-pameran nasional, kedua nama itu telah kerap kali terlibat dalam tim kuratorial pada ajang internasional.

0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini