Legenda Sendang Kasihan dalam Koreografi Hendro Martono
SEBUAH KARYA KOREOGRAFI MENAWAN KARYA HENDRO MARTONO ditarikan dengan gemulai oleh lima dara jelita dalam pertunjukan tari Asmaradana Sendang Kasihan pada Sabtu dan Minggu (11-12/12) malam lalu. Pertunjukan yang diilhami oleh legenda Sendang Kasihan itu sendiri menarik minat banyak penonton baik kalangan dunia seni tari dan masyarakat sekitar. Acara yang terselenggara atas dukungan Hibah Seni Kelola 2004 ini tak sekedar upaya merespon ruang tetapi juga mengangkat legenda yang terjadi di tempat itu beratus tahun yang lalu.
Salah satu upaya seniman mendekatkan diri kepada masyarakat melalui karya seni di ruang publik, agar terjadi transmisi budaya secara langsung. Sendang Kasihan adalah salah satu situs budaya yang cukup penting bagi masyarakat Yogyakarta dan perlu dilestarikan. Situs tersebut milik Bapak Hardjo Broto Sumantri yang mewarisi dari leluhurnya secara turun menurun, jadi tidak mendapat bantuan dari Pemerintah hingga saat ini.
Adanya arca Ganesha dan Brahmana sebagai artefak zaman Hindu di sebelah lokasi pertunjukkan tari ini menunjukkan bahwa pastilah pernah ada kehidupan di tempat itu walaupun tak pasti siapa raja yang berkuasa saat itu. Hendro Martono sebagai koreografer memvisualkan legenda itu ke dalam sebuah pertunjukan tarian "bercerita" yang dimulai dari area di atas Sendang Kasihan yang dipercaya sebagai tempat bertapa dan menyiapkan sesaji. Digambarkan Gusti Ayu Pembayun setelah melakukan persiapan sesaji dikawal oleh beberapa putri untuk melakukan tapa kungkum di area Sendang. Kelima putri itu kemudian menuruni Sendang dan menari di air Sendang yang dipenuhi oleh bunga mawar.
Tapa kungkum itu dimaksudkan memohon kepada Tuhan agar melimpahkan berkah serta perlindungannya. Seusai mandi Pembayun berhias diri menjadi ledhek menutupi predikatnya sebagai putri raja, penyamaran juga diikuti oleh abdi serta prajuritnya yang menjadi penabuh gamelan. Munculnya ledhek yang cantik cepat tersebar luas di daerah Mangiran. Ki Ageng Mangir tertarik dan mengundang penari jalanan palsu tersebut untuk menari Tayub bersamanya.
Pertunjukan tersebut cukup interaktif dengan melibatkan penonton untuk menari tayub bersama. Menurut sejarah ledhek sebagai sebutan penari dalam tayub, ada yang mengidentifikasikan secara negatif terhadap peranan ledhek, yaitu praktek prostitusi terselubung yang merupakan salah satu tradisi dan ritualisasi hedonisme kaum bangsawan Jawa dahulu kala.
Kecantikan yang berpadu keluwesan yang dibumbui kegenitan yang khas ledhek yang berhasil memikat jiwa raga Ki Ageng Mangir. Berdasarkan legenda sejarah tersebut menjadikan Sendang Kasihan sering dikunjungi orang-orang yang percaya dengan kekuatan metafisika air yang menimbulkan pengasih (rasa cinta). Peziarah berendam di air sambil bertapa dan membawa air untuk di minum agar dapat jodoh, sukses karir atau disenangi atasan.
Suasana semakin indah dengan sentuhan klasik gender dan slenthem sebagai pemangku nada, sedangkan rebab sebagai penjalin nada. Adanya penambahan instrumen etnis lain seperti suling Bali dan rebab Cina sebagai usaha pengkayaan warna suara sehingga menciptakan nuansa Jawa yang pluralistis. Tata dekorasi digarap secara efisien dan fungsional, pepohonan dan tanaman disajikan seperti apa adanya hanya diberi penerangan agar terliahat pada malam hari. Sedangkan kolam digarap pada ruang atasnya dengan bentangan kain transparan seperti kelambu yang menaungi tempat tidur, agar terjadi keseimbangan dan interaksi secara visual antara yang di dalam air dengan di atas air.
Tata cahaya yang memungkinkan semua obyek terlihat secara artistik, ditata dengan konsep fungsional yaitu sebagai penerangan pada dua ruang pentas (di bawah pohon soka dan di panggung). Sedangkan kolam menggunakan konsep artistik yang menggambarkan dunia supranatural, dengan menampilkan warna kehijauan dan tekstur cahaya yang berpola gambar abstrak dari track spot dan video. Setting alami dengan kandungan legenda berpadu dengan koreografi yang menawan itu dilengkapi dengan tata cahaya dan suara yang mendukung keseluruhan pertunjukan tari Asmaradana Sendang Kasihan.
Kirim Komentar