Berdasarkan hasil analisis data pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, status aktivitas Gunung Merapi dinyatakan SIAGA (level III), terhitung mulai tanggal 12 Juli 2006 pukul 10.00 WIB. Pengamatan visual petugas BPPTK (12/07) menunjukkan bahwa keadaan cuaca puncak Gunung Merapi pada malam hari cerah, siang hingga sore hari tertutup kabut. Asap solfatara berwarna putih tipis tekanan lemah, dengan tinggi asap maksimum 150 m, teramati dari Pos Selo.
Guguran lava pijar teramati dari pos Kaliurang sebanyak 44 kali mengarah ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 1 KM, dan 10 kali mengarah ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 2 KM. Awanpanas teramati dari Pos Kaliurang sebanyak 5 kali mengarah ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimum 0,8 KM.
Pada tanggal 12 Juli 2006 pukul 00.00 s.d. 24.00 WIB, tercatat gempa guguran 166 kali, gempa tektonik 2 kali, gempa MP 2 kali, dan awan panas 5 kali, sedangkan gempa vulkanik tidak terjadi.
Berdasarkan pengamatan visual pada hari Kamis tanggal 13 Juli 2006 pkl. 00.00 s.d. 06.00 WIB, cuaca puncak Merapi pada pagi hari berkabut. Asap solfatara berwarna putih tebal tekanan lemah, dengan tinggi asap maksimum 650 m, teramati dari Pos Jrakah. Guguran lava pijar tidak teramati karena terhalang kabut. Hasil rekaman seismograf tercatat gempa guguran sebanyak 35 kali dan gempa tektonik 2 kali. Sedangkan gempa MP dan awan panas tidak terjadi.
Sehubungan dengan status SIAGA, maka direkomendasikan agar wilayah di sepanjang alur Kali Gendol, Kali Boyong, Kali Krasak, dan Kali Sat dalam radius sampai dengan 6 KM dari puncak Merapi di dalam jarak 300 meter dari tebing alur sungai tersebut di atas tetap dikosongkan karena masih berpotensi terancam awanpanas; agar menghentikan semua kegiatan masyarakat (penambangan pasir, bertani, berkebun, beternak, pendakian ke puncak, dan sebagainya), di dalam dan di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam radius 6 KM.
Kirim Komentar