Gemuruh Awan Hitam Berarak di Pom Bensin Sagan

Oleh : Donum Theo / Senin, 00 0000 00:00

Setelah jeda selama hampir setahun, sejak art performance "Sakramen Pisau dan Parfum" (Black Valentine, Solidaritas untuk Aceh, GOR UNS 2005), Oemoer Community akan beraksi kembali, sengkarut kesibukan yang sangat tawar telah hampir membenamkan mereka dalam ritus hidup yang normatif, tetapi memang benar-benar diposisikan sebagai buruh sekaligus majikan pada mesin distorsi realita bernama pertunjukan seni.

Kali ini, Oemoer Community mencoba format yang lebih segar, jarak, skala, emdiumisasi pesan, audience serta pertimbangan mengenai otorisasi ruang publik menjadi pijakan untuk berusaha membuat karya yang tidak berjarak dengan publik, ruang yang menyatu dengan publik, karena kali ini Oemoer Community mengambil tempat sebuah trotoar di bilangan Sagan untuk pertunjukannya. Selain kegemaran sebagian dari anggota komunitas tersebut pada street art (atau seni jalanan?), karya urban art dengan ikon wayang punakawan yang diharapkan dapat berkomunikasi secara interaktif dengan wilayah seni tradisi yang masih dihuni dengan nyaman.

Sebuah adegan yang dibangun dalang untuk mengistirahatkan sejenak penonton dari adegan-adegan sebelumnya sembari menghadirkan punakawan Semar, Gareng, Petruk, Bagong, pendamping sekaligus penasihat dari para kstaria "Tengen" (baik) yang kental dengan parodi-parodi nan cerdas yang seringkali mengangkat permasalahan sosial keseharian.

Pertunjukan kali ini bertajuk "Gemuruh Awan Hitam Berarak" yang mengangkat kolonialisasi ruang publik oleh polusi udara, ruang yang semakin hari mengalienasi publik khususnya para penghuni ruas-ruas perkotaan dengan sekitarnya akibat polusi udara, untuk meyakinkan kepada masyarakat permasalahan nyata yang tidak bisa disederhanakan hanya dengan tanggapan ringan dan sekedar keluhan yang tak berbekas, semakin lama ternyata semakin pelik.

Data dari WALHI menunjukkan bahwa sebagian besar polusi udara (70%) disebabkan dari emisi kendaraan bermotor, belum asap yang dihasilkan dari pabrik, belum lagi dampak polusi udara bagi anak balita seperti yang ditunjukkan studi Bank Dunia yaitu 14% kematian balita berasal dari polusi udara. Bisa dilihat asap-asap yang lalu lalang yang diproduksi setiap hari dengan acuh telah melakukan invasi ke dalam ruang-ruang publik.

Lewatlah perempatan Pom Bensi Sagan pada hari Rabu, tanggal 23 Agustus 2006, sekitar pukul 19.30 WIB hingga kurang lebih 15 menit ke depan. Niscaya ironi dari Gemuruh Awan Hitam Berarak (yang tak mau diam sejenak) dapat dinikmati bersama dengan polusi udara dalam ruang-ruang publik di Jogja.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini