"Lha, gimana mbak. Saya nggak tahu kalau harus daftar lewat email (registrasi online) dulu. Taunya langsung datang, ngasih formulir terus audisi,"Tubuhnya lunglai tak berdaya, senyum yang tadinya merekah berubah menjadi amarah yang terpendam.
Mela, begitu akrab ia disapa. Setiap pertanyaan yang terlontar, hanya dijawab dengan senyum sinis yang ditahan.
"Aku udah bolos sekolah. Jauh-jauh dari Boyolali sampai sini (audisi idola cilik di JEC -red) nggak diterima," terang Mela sambil memeluk Ibunya.
Harapan besar untuk menjadi artis cilik siang hari itu tiba-tiba kandas karena kendala administrasi yang belum beres. "Ya, nggak tahu ini mbak. Paling nanti minta tolong sama tetangga yang bisa internet. Maklum dari kampung Mbak saya nggak ngerti internet,"jelas Ibunya.
Tak tega melihat adiknya yang masih balita ikut diboyong menangis, Mela kembali berusaha untuk tersenyum. "Wis, ra popo Bu. Besok kan masih bisa audisi lagi. Saiki bali wae, Bu. kasihan Adik," pinta Mela kepada si Ibu.
Pemandangan siang itu memang mengenaskan. Setelah berjuang di keramaian dengan bermandi peluh untuk mendaftar Audisi Idola CIlik 2, si sulung pulang dengan hati hampa. Sembari membawa lembaran pengumuman yang difotokopi, Mela bersama keluarganya berjalan menuju pintu keluar menunggu bus arah terminal untuk segera pulang ke Boyolali.
Baju yang telah dipersiapkan untuk audisi mungkin akan tergantung di almari sampai audisi berikutnya. Tapi impian yang telah dicita-citakan Mela untuk menjadi artis tidak akan pernah ikut tergantung lama dalam lemari itu. "Audisi nyanyi kan nggak cuma ini aja. Masih banyak. Yang jelas aku nggak akan menyerah." (Margareta Endah W)
Kirim Komentar