Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto menghormati bendera yang dikibarkan setengah tiang di halaman rumahnya, Jalan Golo 19 Yogyakarta, Minggu (12/12). Sesaat kemudian, dia membacakan puisi ciptaanya berjudul "Jangan Lukai Merah Putih".
65 Tahun Bendera Merah Putih berkibar di bumi Indonesia
65 Tahun Semangat Merah Putih berkibar di sanubari bangsa Indonesia
BangsaIndonesia menorah Sejarahnya
Sejarah yang ditopang oleh Cita-cita
Sejarah yang ditopang oleh Komitmen
Sejarah yang ditopang oleh Pengorbanan
Sejarah yang ditopang oleh Kesepakatan
Sejarah yang ditopang oleh Kebersamaan dan Kebhinekaan
Maknailah sejarah Merah Putih dengan kearifan hati Merah Putih
Maknailah Amanat HB IX / PA VIII 5 September 1945 dengan Kearifan Hati Merah Putih
Maknailah Keistimewaan Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih
Dengarkan aspirasi Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih
Suarakan aspirasi Yogyakarta dengan Kearifan Merah Putih
Sejarah adalah garis yang hakiki
Sejarah tidak bisa dimaknai dengan dihapus dengan Perspektif Regulasi
Sejarah tidak bisa semata dimaknai untuk dilupakan dengan Perspektif Politik
Amanat 5 September 1945 adalah bagian sejarah Berkibarnya Merah Putih
Keistimewaan Yogyakarta adalah bagian sejarah Berkibarnya Merah putih
Jangan Lukai Merah Putih...
Usai membacakan puisi, Herry Zudianto yang mengaku mengeluarkan pernyataan mengenai keistimewaan Yogyakarta itu secara pribadi, bukan sebagai seorang walikota.
"Saya ingin mengungkapkan bahwa statemen saya adalah statemen pribadi
sebagai anak bangsa yang ditakdirkan Allah Swt lahir dan menetap di
Yogyakarta. Bukan sebagai Walikota Yogyakarta," ujarnya.
Baginya, amanat 5 September 1945 yang dimaklumatkan oleh HB IX dan Paduka PA VIII dilandasi dan dijiwai dengan hati merah putih oleh mereka berdua.
"Dengan filosofi mereka "Tahta Untuk Rakyat" bukan karena transaksi politik bukan karena tunduk regulasi saat itu," tuturnya.
Menurutnya, masyarakat Jogja mempunyai hak untuk mengartikulasikan pandangannya dengan caranya sendiri. Herry juga mempersilakan jika masyarakat Kota Yogyakarta ingin mengikuti dirinya mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang.
"Puisi adalah bahasa rasa dan bahasa rasa, maka maknailah statemen saya dengan bahasa hati," katanya.
65 Tahun Bendera Merah Putih berkibar di bumi Indonesia
65 Tahun Semangat Merah Putih berkibar di sanubari bangsa Indonesia
BangsaIndonesia menorah Sejarahnya
Sejarah yang ditopang oleh Cita-cita
Sejarah yang ditopang oleh Komitmen
Sejarah yang ditopang oleh Pengorbanan
Sejarah yang ditopang oleh Kesepakatan
Sejarah yang ditopang oleh Kebersamaan dan Kebhinekaan
Maknailah sejarah Merah Putih dengan kearifan hati Merah Putih
Maknailah Amanat HB IX / PA VIII 5 September 1945 dengan Kearifan Hati Merah Putih
Maknailah Keistimewaan Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih
Dengarkan aspirasi Yogyakarta dengan Kearifan Hati Merah Putih
Suarakan aspirasi Yogyakarta dengan Kearifan Merah Putih
Sejarah adalah garis yang hakiki
Sejarah tidak bisa dimaknai dengan dihapus dengan Perspektif Regulasi
Sejarah tidak bisa semata dimaknai untuk dilupakan dengan Perspektif Politik
Amanat 5 September 1945 adalah bagian sejarah Berkibarnya Merah Putih
Keistimewaan Yogyakarta adalah bagian sejarah Berkibarnya Merah putih
Jangan Lukai Merah Putih...
Usai membacakan puisi, Herry Zudianto yang mengaku mengeluarkan pernyataan mengenai keistimewaan Yogyakarta itu secara pribadi, bukan sebagai seorang walikota.
"Saya ingin mengungkapkan bahwa statemen saya adalah statemen pribadi
sebagai anak bangsa yang ditakdirkan Allah Swt lahir dan menetap di
Yogyakarta. Bukan sebagai Walikota Yogyakarta," ujarnya.
Baginya, amanat 5 September 1945 yang dimaklumatkan oleh HB IX dan Paduka PA VIII dilandasi dan dijiwai dengan hati merah putih oleh mereka berdua.
"Dengan filosofi mereka "Tahta Untuk Rakyat" bukan karena transaksi politik bukan karena tunduk regulasi saat itu," tuturnya.
Menurutnya, masyarakat Jogja mempunyai hak untuk mengartikulasikan pandangannya dengan caranya sendiri. Herry juga mempersilakan jika masyarakat Kota Yogyakarta ingin mengikuti dirinya mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang.
"Puisi adalah bahasa rasa dan bahasa rasa, maka maknailah statemen saya dengan bahasa hati," katanya.
Kirim Komentar