Yogyakarta, www.gudeg.net - Rasa cinta pada seni pertunjukan sekaligus seni rupa membuat Ria, sapaan akrabnya membuat Papermoon Puppet menjadi sebuah media pengisi kekosongan yang cukup mudah diakses oleh rentang usia anak sampai manula. Teater boneka menjadi seni yang mampu bicara pada rentang usia yang sangat luas.
Papermoon Puppet Theatre sebenarnya sangat tersohor baik itu di Indonesia bahkan hingga mancanegara. Kemunculan teater boneka tampil di scenes Ada Apa Dengan Cinta 2 membuat studio yang bermukim di Sembungan RT. 2, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul semakin ramai didatangi orang yang penasaran dengan Papermoon Puppet.
Secara umum, teater boneka ini selalu memilih kisah-kisah yang sangat personal. Kisah yang bisa diakrabi oleh penonton, tambah Ria.
Uniknya, meski pengunjung memberondong berbagai macam pertanyaan pada Ria seperti Boneka apa?, pentas reguler? Kalau mau nonton malam ini beli tiket dimana? Harganya berapa? dan lain - lain memang harus selalu ditanggapi secara sabar oleh Ria. Semua itu menunjukkan perhatian mereka pada Papermoon Puppet Theatre.
"Papermoon memang bukan konsep teater boneka yang sudah biasa dipahami oleh masyarakat awam," jelasnya singkat.
Sejauh ini, Ria sering mengisi paspornya dengan cap - cap negara tetangga dengan memberikan sejumlah pembelajaran pada pecintanya di luar negeri. Sebut saja teknik dalam membuat boneka, cara memainkannya, metode pementasannya, hingga sharing atas proses kolaborasi dari festival yang mereka buat.
"Ada perhatian besar akan hal - hal tersebut," ucapnya.
Memperingati Hari Sumpah Pemuda yang saat ini sudah masuk ke perayaan yang ke-88, Ria sebagai generasi muda bangsa pun turut andil ingin mengajak pemuda untuk tak sekedar berpangku tangan saja. Mudahnya akses internet membuat banyak diantara mereka yang hanya "eksis".
"Alami hal-hal dengan fisikmu, meletakkan ponselmu dan mematikannya sekejap untuk menatap mata orang di sekitarmu adalah hal yang tak tergantikan. Bertanya pada manusia lain, bertukar pikiran , tertawa dan menikmati saat-saat istimewa terkadang hanya dapat dirasakan lewat hati dan mata. So, kita gunakan indera kita yang lain. Ibu kita tidak melahirkan kita untuk hanya menatap layar ponsel bukan?," katanya.
Gimana dalem banget kan wejangan Mba Ria kali ini? So, apapun berkaryalah dengan buah pikirmu untuk mengisi kemerdekaan dan semangat Sumpah Pemuda melalui kegiatan yang positif.
Kirim Komentar